Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kepala SMPN 1 Beoga Lolos dari Penembakan KKB

Kompas.com - 10/04/2021, 21:01 WIB
Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

TIMIKA, KOMPAS.com- Kepala SMP Negeri 1 Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Junedi Arung Sulele, lolos dari aksi penembakan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) saat bersama almarhum Yonatan Renden (28).

Junedi menceritakan, dia dan Yonatan tinggal bersama.

Kemudian, pada Jumat (9/4/2021) sore, keduanya pulang ke rumah mengambil terpal untuk membungkus peti jenazah Oktovianus Rayo (40), karena belum dapat dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika.

Baca juga: Kejar KKB di Beoga, Polda Papua Segera Kirim 1 Pleton Brimob

Oktovianus merupakan guru SD Jambul Distrik Beoga yang ditembak KKB di rumahnya sehari sebelumnya, Kamis (8/4/2021).

"Kami mau ambil terpal untuk bungkus jenazah Oktovianus, karena setelah ditangani pihak medis Puskesmas Beoga, jenazah tidak di formalin dan belum bisa dievakuasi," kata Junedi kepada wartawan di halaman kamar jenazah RSUD Mimika, Sabtu (10/4/2021).

Junedi sendiri ikut mengantar kedua jenazah menggunakan pesawat berbadan kecil dari Distrik Beoga ke Timika, Sabtu siang.

Suasana rumah duka Oktovianus Rayo di Gang Tanete, Jalan Budi Utomo, Kota Timika, Jumat (9/4/2021).IRSUL PANCA ADITRA Suasana rumah duka Oktovianus Rayo di Gang Tanete, Jalan Budi Utomo, Kota Timika, Jumat (9/4/2021).

Lanjut Junedi, kemudian saat berada di depan rumah, KKB menembak ke arah keduanya yang sedang berdiri.

Beruntung, dia berhasil menghindar, sementara Yonatan terkena tembakan pada bagian badan.

Baca juga: Fakta Baru Sumber Dana KKB, Ternyata Berasal dari Tambang Emas Ilegal

Yonatan sempat berlari ke arah kiri sekitar 5 meter, tapi kemudian terjatuh.

"Setelah kami pulang, ternyata di depan rumah kami dapat tembakan. Ini (Yonatan) kasian kena. Puji Tuhan saya masih bisa lolos. Saya lari ke sebelah kanan, dan korban ini ke sebelah kiri," ujar Junedi.

Junedi mengaku tidak melihat pelaku penembakan, sebab setelah mendengar suara tembakan dia langsung lari menyelamatkan diri.

Dia sempat bersembunyi di salah satu rumah.

Namun karena merasa tidak nyaman akhirnya dia keluar dan bersembunyi di semak-semak dekat rumah penduduk kurang lebih 2 jam.

Dia juga mengaku tidak diculik KKB. Dia hanya menyelamatkan diri pasca penembakan tersebut.  

"Waktu petugas jemput korban ini tidak temukan saya. Akhirnya mereka dobrak pintu, dia cari saya tidak ada. Makanya anggota diatas sana pikir saya diculik, padahal saya menyelamatkan diri," tutur Junedi.

Baca juga: Evakuasi Jenazah Guru di Beoga, Papua Alot, KKB Minta Tebusan, Bupati Puncak: Demi Kemanusiaan, Kami Penuhi

Junedi keluar dari persembunyiannya setelah mendengar suara petugas yang mengevakuasi jenazah Yonatan.

Bersama petugas dia kemudian ke Koramil Beoga. 

"Karena saya dengar suara pakai bahasa umum (bahasa Indonesia), saya buang suara, dan keluar dari semak-semak, dan kemudian ke Koramil," kata Junedi. 

Junedi menuturkan, almarhum Yonatan sudah dua tahun sebagai guru kontrak di SMP Negeri 1 Beoga.

Yonatan meninggalkan seorang istri bernama Dewi Gita Paliling dan dua orang anak yang semuanya berada di Toraja, Sulawesi Selatan.

Baca juga: Cerita Warga Dihantui Ketakutan terhadap KKB di Distrik Beoga Papua

Rencananya jenazah Yonatan akan dipulangkan ke kampung halamannya di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, untuk dimakamkan, pada Minggu (11/4/2021).

"Informasi dari keluarga mau dibawa ke Toraja untuk dimakamkan," ujar Junedi.

Junedi menambahkan, aparat keamanan saat ini masih terus bersiaga di Beoga.

"Kalau situasi disana anggota masih siaga," sebut Junedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com