Raden Rahmat atau Sunan Ampel melakukan dakwah dengan membangun jaringan kekerabatan.
Dalam Babad Tanah Jawi, dia menikahkan Khalifah Usen dengan putri Adipati Madura, Arya Baribin.
Sunan Ampel sendiri menikahi anak perempuan Tumenggung Wilantika yang bernama Nyai Ageng Manila.
Dalam buku Atlas Walisongo yang ditulis Agus Sanyoto (2016), Sunan Ampel memiliki dua istri. Yang pertama dinikahi ketika perjalanan dari Tuban ke Kembang Kuning.
Dia adalah putri dari Ki Bang Kuning bernama Mas Karimah.
Ajaran tersebut antara lain moh main (tidak berjudi), moh ngombe (tidak meminum minuman keras), moh maling (tidak mencuri), moh madat (tidak menggunakan narkoba), moh madon (tidak berzina).
Gambaran kehidupan zuhud (meninggalkan keduniawian) dari Sunan Ampel tergambarkan dalam Babad Tanah Jawi.
Sunan Ampel menjalani laku prihatin yang ditulis:
Ora dhahar ora guling anyegah ing hawa, ora sare ing wengine, ngibadah maring Pangeran, fardhu sunat tan ketinggalan, sarwa nyegah hatam nakrih tawajuhe muji ing Allah.
Yang berarti: tidak makan tidak tidur, mencegah hawa nafsu, tidaj tidur malam untuk beribadah kepada Tuhan, fardu dan sunah tak ketinggalan serta mencegah yang haram maupun makruh dan memuji Allah.
Dikisahkan Babad Gresik, Sunan Ampel wafat ketika bersujud di Masjid.
Sunan Ampel dimakamkan di barat Masjid Ampel Surabaya. Hingga kini, makamnya kerap dikunjungi masyarakat yang ingin berziarah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.