Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sunan Ampel, Sosok Wali Songo dan Caranya Sebarkan Islam di Nusantara

Kompas.com - 04/04/2021, 08:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Salah satu tokoh Wali Songo yang berperan menyebarkan Islam di Nusantara, khususnya Pulau Jawa adalah Sunan Ampel.

Bernama asli Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad, Sunan Ampel lahir di Champa sekitar tahun 1401 Masehi.

Raden Rahmat datang ke Jawa, diperkirakan sebelum tahun 1446 Masehi bersama dengan saudara nya, Ali Musada dan saudara sepupunya Raden Burereh.

Sebelum menuju ke Jawa, Raden Rahmat sempat singgah di Palembang.

Di sana, dia memperkenalkan Islam pada Arya Damar, seorang raja muda di Palembang.

Arya Damar disebut-sebut telah masuk Islam dengan nama Arya Abdilah.

Kemudian rombongan melanjutkan perjalanan dengan kapal dan tiba di Tuban.

Baca juga: Ziarah dan Berbelanja di Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel

Majapahit

Jejak peninggalan Kerajaan Majapahit di Dusun Bendo Desa Kumitir, kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, setelah diekskavasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur. Situs Kumitir diduga merupakan jejak arkeologis dari istana Raja (Bhre) Wengker, sekaligus tempat pendharmaan untuk Mahesa Cempaka.KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Jejak peninggalan Kerajaan Majapahit di Dusun Bendo Desa Kumitir, kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, setelah diekskavasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur. Situs Kumitir diduga merupakan jejak arkeologis dari istana Raja (Bhre) Wengker, sekaligus tempat pendharmaan untuk Mahesa Cempaka.
Sepeninggal sang ayah, Raden Rahmat meninggalkan Tuban dan berdakwah ke pelosok negeri, dari Madura, Bima hingga Majapahit.

Sekitar abad ke-15, Raden Rahmat tiba di Majapahit. Dia pun melakukan dakwah dan mengubah kebiasaan buruk di masa itu.

Saat itu disebut banyak adipati yang mabuk, berjudi hingga menikmati hasil upeti dari rakyat.

Raden Rahmat kemudian diberi hadiah oleh Raja Majapahit tanah di daerah Ampeldenta di Jawa.

Di sanalah beliau membangun dan mengembangkan pondok pesantren untuk mendakwahkan Islam.

Ampeldenta pun menjadi sentra pendidikan Islam yang paling berpengaruh di Jawa pada masa itu.

Nama Sunan Ampel diambil dari tempat di mana beliau menyebarkan dakwah Islam, Ampeldenta.

Baca juga: Beasiswa Guru Madrasah dari UIN Sunan Ampel Surabaya

 

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Berdakwah dengan jaringan kekerabatan

Raden Rahmat atau Sunan Ampel melakukan dakwah dengan membangun jaringan kekerabatan.

Dalam Babad Tanah Jawi, dia menikahkan Khalifah Usen dengan putri Adipati Madura, Arya Baribin.

Sunan Ampel sendiri menikahi anak perempuan Tumenggung Wilantika yang bernama Nyai Ageng Manila.

Dalam buku Atlas Walisongo yang ditulis Agus Sanyoto (2016), Sunan Ampel memiliki dua istri. Yang pertama dinikahi ketika perjalanan dari Tuban ke Kembang Kuning.

Dia adalah putri dari Ki Bang Kuning bernama Mas Karimah.

Baca juga: Kisah Pilu Bayi Digendong Ibu Berenang Selamatkan Diri Usai Kapal Tenggelam, Akhirnya Meninggal Dunia

Ajaran Moh Limo hingga bersikap zuhud

Ilustrasi shalatShutterstock/hikrcn Ilustrasi shalat
Sumber Intelektualisme Pesntren yang ditulis Masduki menjelaskan, Sunan Ampel dikenal dengan ajaran 'Moh Limo'.

Ajaran tersebut antara lain moh main (tidak berjudi), moh ngombe (tidak meminum minuman keras), moh maling (tidak mencuri), moh madat (tidak menggunakan narkoba), moh madon (tidak berzina).

Gambaran kehidupan zuhud (meninggalkan keduniawian) dari Sunan Ampel tergambarkan dalam Babad Tanah Jawi.

Sunan Ampel menjalani laku prihatin yang ditulis:

Ora dhahar ora guling anyegah ing hawa, ora sare ing wengine, ngibadah maring Pangeran, fardhu sunat tan ketinggalan, sarwa nyegah hatam nakrih tawajuhe muji ing Allah.

Yang berarti: tidak makan tidak tidur, mencegah hawa nafsu, tidaj tidur malam untuk beribadah kepada Tuhan, fardu dan sunah tak ketinggalan serta mencegah yang haram maupun makruh dan memuji Allah.

Baca juga: Fenomena Semburan Api di Tengah Persawahan Indramayu, Warga Dengar Suara Seperti Jet hingga Tercium Bau Gas

Meninggal dunia

Gapura kawasan makam Sunan Ampel, Surabaya.Silvita Agmasari Gapura kawasan makam Sunan Ampel, Surabaya.
Dalam buku Mengislamkan Tanah Jawa yang ditulis oleh Widji Saksono (1995), Sunan Ampel diperkirakan meninggal pada 1467 Masehi.

Dikisahkan Babad Gresik, Sunan Ampel wafat ketika bersujud di Masjid.

Sunan Ampel dimakamkan di barat Masjid Ampel Surabaya. Hingga kini, makamnya kerap dikunjungi masyarakat yang ingin berziarah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com