Lizar saat itu juga teringat bahwa tahun 2014 ada sekelompok orang mencari anaknya yang hilang saat tsunami. Anak keluarga itu adalah anggota Brimob.
Ciri-ciri orang yang mereka cari mendekati Asep. Lizar juga sempat melihat foto yang ditunjukkan oleh keluarga tersebut.
"Saat ada keluarga yang datang mencari anaknya, anggota Brimob hilang setelah tsunami tahun 2014, saya belum tahu bahwa ada pasien yang diduga Asep itu diantarkan ke RSJ oleh almarhum Jauhari, kepala desa sebelum saya, tapi keluarganya itu sempat memperlihatkan foto anak yang mereka cari kepada saya saat itu," katanya.
Dua tahun setelah pertemuan dengan keluarga tersebut, Asep dikembalikan ke desanya dari RSJ karena kondisi kejiwaannya telah membaik.
Saat RSJ hendak memulangkan Asep ke Desa Pajar pada 2016, Lizar mengaku berusaha menghubungi orang-orang tersebut, namun kontak mereka sudah hilang.
Lantaran di desa itu Asep tak memiliki keluarga, maka Asep pun kembali dirawat di RSJ.
Namun kali ini Lizar mencoba mengabarkan hal itu kepada seorang anggota Brimob kenalannya.
"Tiga hari pihak rumah sakit menghubungi saya untuk mengantarkan pasien RSJ yang diduga Asep ke tempat saya, sehingga saya teringat tahun 2014 ada yang mengaku keluarga Brimob mencari anaknya. Makanya coba sampaikan ke salah satu anggota Brimob yang saya kenal di sini untuk ditelusuri mungkin benar pasien itu yang dicari oleh keluargya," kata Lizar.
Kini Lizar bersyukur bisa mempertemukan Asep dengan keluarga dan rekannya.
"Tujuan saya, pasien atas naman desa saya itu bisa bertemu dengan keluarganya. Dan, Alhamdulillah saya sangat bersyukur bahwa pasien itu benar Asep, anggota Brimob yang dicari keluarganya itu enam tahun lalu," katanya.