Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Lagi Liukan Pemain Barongsai di Nunukan

Kompas.com - 13/02/2021, 11:00 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - “Jadi setiap Imlek, kita hanya bisa mengarak keliling barongsai pakai mobil, nyaris punah barongsai di Nunukan,’’ ujar Humas Klenteng San Sen Kong Nunukan Suswanto, Senin (8/2/2021).

Dia tak lagi ingat kapan terakhir kali melihat atraksi barongsai di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia itu, setiap perayaan Imlek tidak ada lagi hentakan bunyi tambur berpadu nyaringnya gong dan simbal yang mengiringi liukan para pemain barongsai.

Baca juga: Barongsai Terancam Punah di Perbatasan RI-Malaysia, Warga: Hanya Diarak Pakai Mobil

Ini sudah berlangsung bertahun-tahun.

Menurut Suswanto, ada beberapa hal yang menyebabkan seni barongsai di Nunukan hampir punah. Salah satunya adalah meninggalnya pelatih barongsai.

Regenerasi mandek

Faktor minimnya sumber daya manusia juga menjadi pengaruh.

Dari catatan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kabupaten Nunukan, saat ini hanya ada 90 KK etnis Tionghoa di Kabupaten Nunukan.

Selain itu, adanya pandangan masyarakat setempat bahwa hanya etnis Tionghoa yang boleh memainkan barongsai, turut menjadi mandeknya regenerasi pemain barongsai di Nunukan.

Baca juga: Terungkap, Jagal Kucing di Medan Ternyata Punya Usaha Katering

Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kabupaten Nunukan Adi Wijaya membenarkan tarian singa tersebut sulit bertahan di Nunukan.

Adi menuturkan barongsai adalah sebuah kesenian dan tradisi unik yang perlu dilestarikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com