Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barongsai Terancam Punah di Perbatasan RI-Malaysia, Warga: Hanya Diarak Pakai Mobil

Kompas.com - 09/02/2021, 05:31 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Perayaan Imlek tahun 2021 menjadi perayaan yang dikeluhkan etnis Tionghoa di perbatasan RI – Malaysia, di kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.

Bagaimana tidak, Imlek 2572 yang menandai masuknya shio kerbau logam dan dipercaya penuh aura positif dan keberkahan bagi warga Tionghoa, masih belum demikian terasa dengan hilangnya barongsai di Nunukan.

‘’Sudah lama sekali kita tidak menikmati atraksi barongsai di Nunukan, Imlek di Nunukan itu, ada prihatin juga sedihnya, saya lupa kapan terakhir kali barongsai Nunukan tampil,’’ujar Humas Klenteng San Sen Kong Nunukan Suswanto, Senin (8/2/2021).

Baca juga: Tidak Ada Atraksi Barongsai dan Karnaval Naga dalam Perayaan Cap Go Meh Tahun Ini

Sudah bertahun tahun, Imlek di Nunukan dirayakan tanpa barongsai.

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab hilangnya barongsai di Nunukan, meninggalnya pelatih barongsai, berpengaruh dengan eksistensi kesenian tari singa tersebut.

Selain itu, nihilnya SDM dan mindset masyarakat setempat yang masih beranggapan selain Tionghoa tidak boleh latihan barongsai, menjadi alasan lain.

‘’Jadi setiap Imlek, kita hanya bisa mengarak keliling barongsai pakai mobil, nyaris punah barongsai di Nunukan,’’kata Suswanto.

Selain hilangnya barongsai, mereka juga tidak bisa mudik karena kebijakan di masa Covid-19.

Padahal, kata Suswanto, ada filosofi yang selama ini dipegang teguh etnis Tionghoa ‘Tidak peduli seberapa jauh orang China pergi merantau dari rumah, mereka akan melakukan apa saja untuk berkumpul keluarga pada malam tahun baru’.

‘’Mau bagaimana lagi, sedih sih, tapi kita masih bisa video call, meski kepuasannya beda dengan berkumpul bersama keluarga besar,’’ujarnya lagi.


KONI Nunukan didesak perhatikan barongsai

Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kabupaten Nunukan, Adi Wijaya mengakui, barongsai sulit bertahan di Nunukan.

Menurutnya, barongsai adalah sebuah kesenian dan tradisi unik yang perlu dilestarikan.

Barongsai bukan hanya sekedar budaya, namun ada kepercayaan yang dijunjung tinggi masyarakat Tionghoa, barongsai merupakan lambang keberanian, kegagahan dan semangat.

Selain itu, barongsai dipercayai bisa menyucikan diri atau ritual tolak bala’, bahkan saat ini, barongsai bukan hanya menjadi sebuah tradisi, melainkan sudah dikategorikan olahraga yang diakui dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com