Selain itu, menurut Mukhlis, ibunya sempat disiram botol mineral oleh pasien ODGJ tersebut.
Pihak keluarga pun hanya bisa pasrah karena tidak diperbolehkan mendekat dan hanya melihat dari layar monitor.
Saat itu, ODGJ tiba tiba bangun dan menyiramkan air mineral ke tubuh ibunda Mukhlis sampai basah kuyup.
"Adik saya video call saya, ibu disiram 4 botol air mineral ukuran 600 liter per botol, kebayang rasanya bagaimana? Orang sakit jantung, dikasih setelan AC paling dingin, disiram air, dan dikasih pakaian kurang layak? Jangan tanya gimana perasaan saya, sampai ubun-ubun emosi naik," katanya.
Baca juga: Detik-detik 2 Wanita Tepergok Bawa Sabu Senilai Rp 359 Juta di Dubur dan Selangkangan
Mukhlis menambahkan, ketika dirinya masih berada di Jakarta, ibundanya sempat menelepon dan minta segera dikeluarkan dari ruangan tersebut.
Sang ibu, menurut Mukhlis, sudah tak tahan atas berada di ruangan itu.
Mukhlis kemudian segera memesan tiket ke Tarakan pada 10 Januari 2021 dini hari. Namun, saat ia masih di pesawat, kabar duka menghampirinya, ibundanya meninggal dunia di RSUD Tarakan, sekitar pukul 04.00 Wita.
"Saya telepn RSUD, jangan kuburkan ibu saya, biar keluarga yang urus jenazahnya kalau memang RSUD tidak punya bukti kuat beliau terpapar Covid-19, mau gila rasanya ibu diperlakukan begitu," kata Mukhlis.
(Penulis: Kontributor Nunukan, Ahmad Zulfiqor | Editor: Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.