Salin Artikel

"Ibu Sakit Jantung, Dikunci Satu Ruangan dengan ODGJ, Ini Pelayanan Apa?"

KOMPAS.com - Mukhlis Ramlan, warga Tarakan, Kalimantan Utara, mengaku tak terima saat ibunya yang kritis karena sakit jantung justru ditempatkan satu ruangan dengan pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan.

"Orang sakit jantung dikunci satu ruangan dengan ODGJ, suhu AC dikasih di 16 derajat, remotenya dibawa perawat dan digembok dari luar, ini pelayanan apa?" katanya, Minggu (31/1/2021).

Mukhlis mengaku, dirinya telah melaporkan pihak RSUD Tarakan atas dugaan penelantaran, malpraktik, dan kelalaian.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tarakan Iptu Muhammad Aldy mengatakan, laporan Mukhlis tersebut sudah ditindaklanjuti.

Aparat kepolisian juga sudah memanggil sejumlah pihak RSUD Tarakan untuk dimintai keterangan.

"Kami sudah panggil lebih lima orang sebagai saksi, semua dari pihak RSUD Tarakan," jawabnya.

Saat dimintai konfirmasi, Direktur Utama RSUD Tarakan dr.Hasbi masih enggan memberikan komentar secara resmi.

Saat dihubungi, Hasbi justru meminta wartawan untuk menanyakan perkembangan kasus tersebut ke polisi.

"Sudah di polisi, kalau mau tau perkembangannya tanyakan ke polisi, kami belum bisa berkomentar,’’jawabnya.

Dinyatakan terpapar Covid-19

Mukhlis menceritakan, ibunya Megawati binti Muhammad Saleh (63) dilarikan ke rumah sakit pada 8 Januari 2021.

Keesokan harinya, tanpa pemberitahuan ke pihak keluarga, sang ibu dipindah ke Bangsal Tulip bersama seorang pasien ODGJ.

Setelah itu, RSUD Tarakan memberitahukan, ibu Mukhlis dinyatakan terpapar Covid-19.

Pihak keluarga harus menjaga jarak dan mempercayakan sepenuhnya kepada tenaga medis.

"Sampai sekarang saya minta surat keterangan Covid-19, RSUD tidak kasih, itu sudah janggal, terus secara logika, apa iya tiba-tiba gila sampai ditempatkan bersama ODGJ? Rekam medis di RSUD Pertamedika atau RS Angkatan Laut Tarakan, tempat biasa ibu check up, jelas menyatakan sakit jantung," katanya.


Disiram botol mineral

Selain itu, menurut Mukhlis, ibunya sempat disiram botol mineral oleh pasien ODGJ tersebut.

Pihak keluarga pun hanya bisa pasrah karena tidak diperbolehkan mendekat dan hanya melihat dari layar monitor.

Saat itu, ODGJ tiba tiba bangun dan menyiramkan air mineral ke tubuh ibunda Mukhlis sampai basah kuyup.

"Adik saya video call saya, ibu disiram 4 botol air mineral ukuran 600 liter per botol, kebayang rasanya bagaimana? Orang sakit jantung, dikasih setelan AC paling dingin, disiram air, dan dikasih pakaian kurang layak? Jangan tanya gimana perasaan saya, sampai ubun-ubun emosi naik," katanya.

Ibu meninggal dunia

Mukhlis menambahkan, ketika dirinya masih berada di Jakarta, ibundanya sempat menelepon dan minta segera dikeluarkan dari ruangan tersebut.

Sang ibu, menurut Mukhlis, sudah tak tahan atas berada di ruangan itu.

Mukhlis kemudian segera memesan tiket ke Tarakan pada 10 Januari 2021 dini hari. Namun, saat ia masih di pesawat, kabar duka menghampirinya, ibundanya meninggal dunia di RSUD Tarakan, sekitar pukul 04.00 Wita.

"Saya telepn RSUD, jangan kuburkan ibu saya, biar keluarga yang urus jenazahnya kalau memang RSUD tidak punya bukti kuat beliau terpapar Covid-19, mau gila rasanya ibu diperlakukan begitu," kata Mukhlis.

(Penulis: Kontributor Nunukan, Ahmad Zulfiqor | Editor: Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2021/02/01/08110041/-ibu-sakit-jantung-dikunci-satu-ruangan-dengan-odgj-ini-pelayanan-apa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke