Fenonema dentuman dan gemuruh disertai getaran itu terjadi usai hujan berintensitas sedang hingga lebat mengguyur sejak sore sampai malam.
Berdasar keterangan warga, peristiwa itu berlangsung beberapa detik.
“Iya benar. Warga pada keluar rumah, panik semua mendengar suara gemuruh," beber Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Nyalindung, Ahmad, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu malam.
Baca juga: Misteri Sinyal 20 Detik yang Terekam Sensor BMKG Saat Dentuman di Bali
Ahmad juga mengaku mendengar bunyi itu. Ketika kejadian, ia dan beberapa sukarelawan sedang berada di Posko Bencana Tanah Bergerak Ciherang di SD Negeri Ciherang.
"Saya juga keluar. Warga yang keluar pun tidak lama kembali ke dalam rumahnya masing-masing," ungkap Ahmad.
Seperti diberitakan sebelumnya, bencana tanah bergerak melanda Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi sejak 13 Desember 2020.
Warga merasa resah karena menemukan sejumlah retakan di area permukiman hingga persawahan mereka.
Menurut data Pemerintah Desa (Pemdes) Cijangkar, hingga Kamis (28/1/2021), terdapat 16 unit rumah yang terdampak oleh kejadian ini.
Baca juga: Melihat Kondisi Pengungsi Tanah Bergerak di Kaki Gunung Beser Sukabumi
Rumah-rumah tersebut dihuni oleh 18 kepala keluarga dengan total 40 jiwa.
Tanah bergerak juga mengancam 101 unit rumah yang ditempati 116 kepala keluarga dengan jumlah kesuluruhan 366 jiwa.
Ada 6 rumah yang dibongkar akibat bencana ini. Sementara itu, sebanyak 114 jiwa dari 37 kepala keluarga mengungsi.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Sukabumi: Budiyanto | Editor: Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.