Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Diserang Hama dan Kalah dengan Impor, Alasan Petani Enggan Tanam Kedelai

Kompas.com - 14/01/2021, 12:17 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Komoditas kedelai kurang diminati petani di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Meski belakangan ini kedelai mengalami kenaikan harga, tapi belum mampu meyakinkan para petani untuk menanam.

"Memang setiap tahun menurun luasan tanam kedelai. Tetapi tahun 2020 sudah mulai meningkat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul Bambang Wisnu Broto saat dihubungi melalui sambungan telepon Kamis (14/1/2021).

 Baca juga: Menurut Kementan Ini Penyebab Petani Enggan Menanam Kedelai

Sebagai gambaran data DPP pada 2012, luas lahan yang menanam kedelai seluas 22.762 hektar dengan hasil produksi 26.476 ton. 

Luasnya terus menurun sampai 2017 dengan luas tanamam kedelai 3.318 hektar dengan hasil produksi 3.946,77 ton.

Pada 2018, luas lahan yang ditanami kedelai meningkat jadi 5.209 hektar dengan hasil produksi 6.053,31 ton.

Tahun 2020 menunjukan luas area tanam kedelai selama setahun hanya 3.775 hektar dan menghasilan panen seberat 4.753 ton.

Jumlah ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan hasil panen pada 2019 yang mencapai 3.072 ton.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Pedagang Tempe Tahu di Semarang Banyak Dikomplain Pembeli

Meski produksi kedelai naik pada 2020, tapi belum mampu mengatasi defisit kebutuhan yakni 15.172 ton.

"Kita upayakan terus naik, dengan memotifasi petani agar mau menanam kedelai hingga mencarikan fasilitas pengembangan kedelai," ucap Bambang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com