Pekerjaan yang dilakoni Zein tidak hanya berat, tapi juga menakutkan. Soalnya, jenazah yang dikuburkan itu meninggal karena virus.
Namun, bagi Zein hal itu sudah biasa. Ia menjalani pekerjaan tersebut dengan ikhlas.
"Ya, namanya pekerjaan harus dilalui. Bekerja dengan ikhlas. Rasa takut itu pasti ada. Tapi kan kita bekerja tetap patuhi protokol kesehatan," ungkap Zein.
Zein bercerita pernah menggali kubur sendirian. Waktu itu, temannya yang lain masih takut menguburkan jenazah korban Covid-19.
"Waktu awal-awal kawan-kawan pada takut semua, karena belum terbiasa. Jadi, ya terpaksa saya sendiri yang gali kubur," kata Zein.
Seiring berjalannya waktu, makin banyak jenazah korban Covid-19 yang diantar ke TPU Tengku Mahmud untuk dimakamkan. Jam kerja Zein semakin sibuk.
Baca juga: Cerita Polwan Ina, Berjaga di Depan Gereja Sambil Gendong Bayi Berusia 3 Bulan Saat Natal
Dalam satu hari, ada satu hingga tiga jenazah yang dikirim.
Karena banyak jenazah yang datang, rekan-rekannya menolong. Rasa takut pun harus mereka lawan.
"Kalau sekarang kawan-kawan sudah terbiasa. Kami stand by 24 jam. Kapan pun jenazah datang, kami siap gali kuburnya," tutur Zein.
Zein dan rekannya selalu siap kapan pun untuk menggali makam jenazah pasien Covid-19, baik pagi, siang, dan malam.
Bahkan, dalam satu hari mereka pernah memakamkan sembilan jenazah korban Covid-19.
"Paling banyak sembilan jenazah satu hari. Itu di bulan Agustus. Memang yang paling banyak meninggal dunia karena virus corona bulan Agustus dan Oktober. Kadang dari pagi sampai malam. Kadang subuh datangnya," kata Zein.