Tri merupakan Ketua IBEKA (Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan).
Kegiatannya terfokus pada pengembangan masyarakat desa, baik secara sosial, budaya, ekonomi termasuk memberikan pelatihan bagi kelompok ibu-ibu agar masuk dalam ‘mainstream’ pembangunan.
Cara yang IBEKA lakukan adalah memberi pancingan teknologi, misalnya listrik dengan mikrohidro, air bersih dengan solar pumping.
Tujuan IBEKA yang paling utama adalah menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di desa, menciptakan kawasan industri desa setelah listrik diberikan, dan masyarakatnya disiapkan sehingga pembangunan ekonomi bisa dijalankan.
Di Indonesia sendiri, Tri dikenal sebagai perempuan yang berhasil menerangi desa.
Baca juga: Pembangkit Listrik Mikro-hidro Berkapasitas 1,3 MW Dibangun di Blitar
The Muslim 500 menuliskan, dalam 15 tahun terakhir, Tri meningkatkan kinerja masyarakat perdesaan di Indonesia melalui inisiatif inisiasi elektrifikasi dengan mengembangkan pembangkit tenaga listrik mikro-hidro.
Karyanya telah diterapkan di 65 desa di seluruh Indonesia dan sebuah desa di Filipina.
Mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sematera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Tana Toraja (yang paling banyak), Sulawesi Selatan, dan Sumba. Lalu di Papua dan Kalimantan Timur serta Maluku dan Seram Barat.
Selama ini kegiatan IBEKA didukung oleh donor maupun pihak-pihak yang punya hati dan kepedulian akan pembangunan desa.
Pihaknya menjalin hubungan yang sangat baik dengan pemerintah untuk mengembangkan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan masyarakat kebanyakan, tetapi tidak di dalam mengerjakan proyek karena pendekatan dan cara kerja yang berbeda.
Baca juga: Kado Natal, 6 Kampung di Distrik Mimika Barat Resmi Memiliki Listrik
Pemerintah lebih mengutamakan proyek kalau IBEKA lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakatnya. Misalnya, rencana mikrohidro di Kaltim.
Pengumpulan uang dilakukan dengan cara fundrising karena kegiatan ini berbasis masyarakat. Tri tidak menggunakan APBN ataupun APBD.
Karena dia khawatir pendekatan yang dilakukan proyek, sedangkan masyarakat tidak dilibatkan. Kalaupun rusak, masyarakat tidak tahu cara memperbaikinya.
Karena itu, masyarakat diberi pelatihan hingga mampu menjalankan sistem yang dibangun, bahkan ikut terlibat dalam pembangunannya.
Untuk pekerjaan ini pihaknya sudah melakukan perencanaan. Dengan membangun mikrohidro, IBEKA bisa memperbaiki ekonomi desa.
Listriknya dipakai untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen masyarakat, seperti mengeringkan kemiri, kopi, coklat, bikin minyak nilam, minyak sereh, dan lainnya.
Uang tersebut bisa digunakan untuk membiayai pendidikan dan biaya pengobatan.
Baca juga: Bank Sampah Online ala Bumdes Sugih Mukti, Buang Sampah Diganjar Rupiah