Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jengah dengan Pandemi, Emak-emak Petani Ciptakan Batik Tulis Bermotif Corona

Kompas.com - 26/11/2020, 22:33 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Berkualitas

Siang itu, selain Kartini yang terlihat piawai mengaplikasikan malam dengan canting ke selembar kain, Tuminah (37) dan Nurhayati (33) juga tak kalah cekatan. 

Di rumah sederhana hunian Kartini yang beralaskan batubata serta berdinding kayu itu mengungkap sosok wanita-wanita hebat yang jengah dengan dampak pandemi virus corona.

Baca juga: Mempelai Wanita Terpaksa di Kamar karena Positif Corona, Akad Nikah Tetap Digelar di Depan Rumah

Setiap hari sepulang bertani, mereka sempatkan diri untuk menuntaskan pembuatan batik tulis di rumah Kartini.

Meski proses pembuatan batik tulis Elrika menggunakan fasilitas seadanya, hasil karya yang mereka ciptakan patut untuk diperhitungkan.

Selain halus, corak serta pewarnaannya sedap di pandang mata.

Selain menggarap batik tulis dengan corak virus corona, mereka juga mendesain batik tulis yang mengangkat tema ciri khas Kabupaten Grobogan.

Baca juga: Menyoal Penularan Covid-19 Saat Sekolah Tatap Muka di Gunungkidul, Siswa Terpapar dari Guru Positif Corona

Sebut saja obyek wisata Mrapen, Bledug Kuwu, serta pertanian dan kuliner setempat.

"Yang paling laris batik virus corona, tapi motif lain juga diminati. Sebulan kami bisa menjual 30 hingga 40 batik tulis. Harga bervariasi tergantung tingkat kesukaran, mulai dari Rp 160 ribu hingga Rp 190 ribu per potong atau sehelai ukuran 1 meter x 2 meter. Khusus batik virus corona harganya Rp 190 ribu per potong," jelas Tuminah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com