Berkualitas
Siang itu, selain Kartini yang terlihat piawai mengaplikasikan malam dengan canting ke selembar kain, Tuminah (37) dan Nurhayati (33) juga tak kalah cekatan.
Di rumah sederhana hunian Kartini yang beralaskan batubata serta berdinding kayu itu mengungkap sosok wanita-wanita hebat yang jengah dengan dampak pandemi virus corona.
Baca juga: Mempelai Wanita Terpaksa di Kamar karena Positif Corona, Akad Nikah Tetap Digelar di Depan Rumah
Setiap hari sepulang bertani, mereka sempatkan diri untuk menuntaskan pembuatan batik tulis di rumah Kartini.
Meski proses pembuatan batik tulis Elrika menggunakan fasilitas seadanya, hasil karya yang mereka ciptakan patut untuk diperhitungkan.
Selain halus, corak serta pewarnaannya sedap di pandang mata.
Selain menggarap batik tulis dengan corak virus corona, mereka juga mendesain batik tulis yang mengangkat tema ciri khas Kabupaten Grobogan.
Sebut saja obyek wisata Mrapen, Bledug Kuwu, serta pertanian dan kuliner setempat.
"Yang paling laris batik virus corona, tapi motif lain juga diminati. Sebulan kami bisa menjual 30 hingga 40 batik tulis. Harga bervariasi tergantung tingkat kesukaran, mulai dari Rp 160 ribu hingga Rp 190 ribu per potong atau sehelai ukuran 1 meter x 2 meter. Khusus batik virus corona harganya Rp 190 ribu per potong," jelas Tuminah.