Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendapat Berkah dari Hidroponik Barokah

Kompas.com - 31/10/2020, 17:44 WIB
Jaka Hendra Baittri,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


Selain itu, ada pula Deslinda yang sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.

"Ada bantu tambahan uang belanja dan ketika beli sayur di situ juga kita dapat diskon," kata dia.

Setiap ibu-ibu setidaknya bisa mendapat ratusan ribu rupiah dari penjualan sayur apabila sedang ramai.

Namun, menurut Rosita yang mengoordinasi ibu-ibu setempat, dua bulan ini sayur hidroponik mereka selalu habis.

Dia mengatakan, kini ada 12 ibu yang bekerja di sana.

Rosita mengatakan, hasil dari penjualan ada yang disisakan untuk pembelian bibit dan pupuk.

Selain itu juga disisihkan untuk kas.

"Setelah itu baru dibagi rata untuk semua anggota," kata Rosita.

Sebagai contoh, apabila mendapatkan Rp 6 juta, sejumlah Rp 1 juta digunakan untuk operasional bibit dan pupuk.

"Kemudian, Rp 500.000 digunakan untuk kas dan sisanya dibagikan," ungkap Rosita.

Dia mengatakan, usaha ini masih terus dirintis, sehingga belum bisa berharap cepat mendapat untung besar.

"Apalagi karena corona ini kan, semua serba susah," kata dia.

Dia berharap, para ibu dan bapak yang ikut mengembangkan Hidroponik Barokah ini bisa mandiri sebelum benar-benar dilepas oleh Pertamina.

Latar belakang

CDO Pertamina EP Jambi Field Muhammad Zainul Arifin mengatakan, Hidroponik Barokah ini termasuk program Gerai Energi Pertamina.

“Survei 2018 akhir, dibentuk 2019 dan baru berjalan 2020,” kata dia.

Zainul mengatakan, pihaknya melakukan pemetaan sosial terlebih dahulu di 26 RT di kawasan Kenali Atas ini.

“Kita lihat potensi apa yang dimiliki Kenali Atas dan dari potensi itu kita rembukan dengan beberapa stakeholder dan masyarakat setempat,” kata Zainul.

Selama pemetaan, pihak Pertamina menemukan beberapa orang yang sudah menekuni hidroponik ini.

“Hanya saja ukurannya rumahan. Skalanya tidak besar,” kata dia.

Hal tersebut kemudian menjadi dasar pihaknya membuat grand design.

“Sebenarnya nanti ini akan dikembangkan menjadi tempat edukasi. Jadi harapannya hidroponik ini tidak hanya sekadar untuk berkebun dari sisi ekonomi, tapi juga tempat belajar,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com