Uang hasil penjualan tersebut nantinya akan kembali ke pengelola, yaitu 13 ibu dan 3 bapak yang merupakan warga sekitar.
Linda kemudian pamit pulang dengan ibu-ibu pengelola.
Senin (5/10/2020) ini adalah ketiga kalinya Linda berbelanja di sini.
Kebetulan rumahnya tidak jauh dari gerai ini, di Pal Enam, dekat kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jambi.
"Sayurnya di sini bersih dan juga sehat. Organik juga kan. Senang beli di sini," kata Linda yang bekerja sebagai guru sekolah dasar negeri di Kota Jambi ini.
Baca juga: Kisah Tenun Cual Khas Bangka, Meredup karena Perang Dunia
Dia mengetahui gerai ini dari keluarganya. Setelah tahu, dia langsung berbelanja di situ.
Membantu pendapatan warga
Hidroponik Barokah ini merupakan usaha dampingan dari Pertamina EP Jambi.
Para ibu-ibu di kawasan Kenali Atas kemudian memberdayakan fasilitas yang diberikan oleh Pertamina tanpa harus membayar apa pun pada perusahaan milik negara itu.
Hasilnya pun untuk para ibu-ibu yang bekerja di Hidroponik Barokah ini.
Beberapa ibu yang ikut mengelola mendapatkan tambahan biaya untuk rumah tangga mereka.
Sebagian dari mereka ada yang tingkat ekonominya menengah ke bawah.
Seperti Poniyem misalnya.
Perempuan berusia 40-an tahun tersebut sekali seminggu bekerja membantu mencuci atau menyetrika di rumah warga.
Sementara, suaminya bekerja sebagai tukang ojek.
Bekerja di gerai ini menurutnya sangat membantu menambahkan pendapatan keluarganya.