Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Aisyah Racik Minuman Sehat "Ramuan Ibu", Mampu Buka Lapangan Kerja Saat Pandemi hingga Bantu Petani Karet

Kompas.com - 23/10/2020, 07:48 WIB
Suwandi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Ajak petani karet menanam tanaman obat

Ayah Aisyah, Hambali, adalah petani karet di Desa Pasar Terusan, Batanghari, Jambi. Di tengah pandemi, harga karet terpukul, jatuh di kisaran Rp 3.000-5.000 per kilogram. Petani karet pun mengalami kesulitan ekonomi di tengah pandemi.

"Susah Pak. Karet tidak ada harganya. Banyak petani karet kesulitan di masa corona ini," kata Hambali melalui sambungan telepon ke Kompas.com. 

Namun dengan majunya racikan Ramuan Ibu buatan putrinya, Hambali pun menanam tanaman obat seperti kunyit, lengkuas, jeruk nipis, kumis kucing, rimpang, bidara dan lainnya di pekarangan rumah seluas 10 tumbuk.

Hasil panennya lumayan, dijual ke Ramuan Ibu, untuk memasok bahan baku. Sebab permintaan bahan baku juga tinggi lantaran ada tanaman obat yang tidak bisa panen setiap bulan.

Sukses mengalihkan pendapatan dari karet ke tanaman obat, Hambali pun mengajak petani karet lainnya untuk juga menanam tanaman obat. 

"Setelah ada hasil. Dari penjualan tanaman obat, petani karet lain kini banyak yang menanam, meskipun dalam skala kecil-kecilan," kata Hambali.

Baca juga: Bus Menganggur karena Corona, Primajasa Tetap Gaji Karyawan dan Tak Ada PHK

Buka Kafe Menjamu

Aisyah dibantu adiknya, Faridah mendirikan "Kafe Menjamu" usai Ramadhan 2020. Sehingga bagi yang ingin menikmati aneka racikan minuman obat, tak hanya bisa diorder lewat daring tetapi juga bisa minum di tempat. 

Kafe ini berdiri di bilangan Jalan Sumatera, Jelutung, Kota Jambi. Kafe ini dibuka dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.

"Alhamdulillah. Rata-rata konsumen menyukai. Mereka merasa tubuhnya sehat dan kuat," kata Farida, yang juga bertugas selaku pegawai Kafe Menjamu.

Farida mengatakan, bahan baku minuman di kafenya diambil dari petani sekitar, dan yang bertugas mengontrol kualitas bahan baku adalah ayahnya.

"Produksi tiap hari (di kafe) tergantung jumlah pesanan.  Setiap bulan, kita sudah produksi 1.000 pcs, omsetnya tembus Rp 6,5 juta," tambah Farida, mahasiswi UIN Sultan Thaha Saefuddin Jambi ini. 

Baca juga: Di Tengah Kondisi Terburuk Pandemi Covid-19, Blue Bird Pilih Pertahankan 40.000 Karyawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com