Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Kisah Warga di Perbatasan, Hidup Terisolasi dan Bergantung dengan Alam

Kompas.com - 19/10/2020, 05:30 WIB
Setyo Puji

Editor

Terisolasi selama bertahun-tahun dan menggantungkan hidup dari alam sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat suku Korowai yang tinggal di wilayah Korowai, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Untuk mencapai lokasi mereka tinggal, warga hanya diberikan dua pilihan moda transportasi. Yaitu menggunakan helikopter atau longboat.

Jika memanfaatkan helikopter, jarak tempuh dari Boven Digoel hanya sekitar satu jam. Namun jika menggunakan longboat, membutuhkan waktu satu hari perjalanan dan ditambah dua hari berjalan kaki.

Baca juga: Beras 10 Kilogram Itu Seharga 4 Gram Emas kalau Dibeli dengan Uang Rp 2 Juta

Salah satu pemilik Dusun Kali Dairam Korowai di Mining 33, Ben Yarik mengatakan, meski tidak pernah tersentuh pembangunan pemerintah, namun masyarakatnya masih beruntung karena ada tambang emas rakyat yang bisa dimanfaatkan.

"Bertahun-tahun pemerintah tidak pernah membangun Korowai, Tuhan yang memberikan hasil emas bagi kami, sehingga kami bisa menambang dan membantu kami," kata Ben dilansir dari Antara, Rabu (1/7/2020).

"Kasihan ini, banyak masyarakat tidak lagi diperhatikan dan terus tertinggal," tambahnya.

Akibat tidak adanya akses transportasi yang memadai itu, harga sejumlah komoditas di daerah tersebut cukup tinggi.

Salah satu pengelola Koperasi Kawe Senggaup Mining Hengki Yaluwo mengatakan, harga satu karung beras berukuran 10 kilogram di kawasan tambang rakyat Korowai mencapai Rp 2 juta.

Sedangkan satu kardus mi instan dijual seharga Rp 1 juta dan ikan kaleng seharga Rp 150 ribu.

"Beras 10 kilogram itu emas empat gram. Kalau dibeli dengan uang, satu karung itu harganya Rp 2 juta," katanya.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Hendra Cipta, Ahmad Zulfiqor | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com