KOMPAS.com - Bencana banjir di Tanggamus, Lampung, merendam sejumlah desa atau pekon, Rabu (30/10/2020).
Selain itu, banjir juga membuat puluhan makam di tempat pemakaman umum (TPU) di sejumlah titik rusak.
Akibatnya, sejumlah kerangka manusia berserakan di sekitar TPU. Dari informasi yang diperoleh, banjir melanda karena meluapnya Sungai Way Sedayu usai diguyur hujan deras.
Baca juga: 3 Jenazah Hanyut Saat Banjir Bandang Tanggamus Lampung Ditemukan
Berikut ini fakta lengkapnya:
Hujan deras di wilayah Kecamatan Semaka, Tanggamus, membuat Sungai Way Sedayu meluap. Sebanyak enam desa pun terendam, yaitu Pekon Sedayu, Waykerap, Sukaraja, Kacapura, Bangunrejo dan Kanoman.
Menurut Bupati Tanggamus Dewi Hanjani, pihaknya sudah meninjau sejumlah lokasi banjir. Derasnya banjir tanggul di bantaran sungai jebol.
“Perlu perbaikan pembangunan, penguatan tebing sungai yang jebol agar tidak terjadi bencana seperti ini lagi,” kata Dewi.
Baca juga: Banjir Bandang di Tanggamus Lampung, 50 Makam Rusak, 3 Jenazah Hanyut
Kapolsek Semaka, Iptu Heri Yulianto mengatakan, banjir juga membuat sejumlah makam rusak dan kerangka di TPU Desa Sukaraja berserakan.
Setidaknya ada sembilan kerangka manusia ditemukan warga di beberapa tempat tak jauh dari lokasi TPU Sukaraja.
“Dari anggota di lapangan, telah ditemukan sembilan kerangka mayat, tersebar, tapi tidak jauh dari tempat pemakaman,” kata Heri saat dihubungi, Sabtu (3/10/2020).
Baca juga: Polres Tanggamus Menyisir Perairan untuk Mencari WNA yang Tenggelam
Lokasi TPU, menurut Heri, memang dekat dengan Sungai Way Sedayu. Saat sungai meluap, TPU tersebut terkena imbasnya.
“Satu kerangka ditemukan pas malam setelah banjir, dan delapan kerangka besok paginya oleh warga,” kata Heri.
Setelah banjir surut, sembilan kerangka manusia itu sudah dikebumikan kembali oleh pengurus TPU Sukaraja.
Baca juga: Tiga Orang Tewas Tenggelam akibat Jembatan di Tanggamus Putus
Selain itu, menurut Kepala Pekon Sukaraja Boimin, setidaknya ada 50 makam rusak. Lalu, beberapa makam terbongkar.
“Jaraknya sih agak jauh, trus tingginya juga sekitar 7 meteran (dari bantaran sungai). Tapi, mungkin karena arusnya kencang, jadi makamnya kegerus trus kebongkar,” kata Boimin.
Sementara itu, Bupati Dewi mengimbau jajarannya menginventarisir dampak bencana itu. Diantaranya, dokumen administrasi kependudukan milik warga seperti, kartu keluarga, akte, ijazah.
Baca juga: Pria Ini Nekat Jadi Anggota BNN Gadungan karena Terlilit Utang Rp 100 Miliar
“Mungkin ada hilang terbawa arus banjir. Diharapkan dinas pencatatan sipil dapat segera mengurusnya. Namun, yang harus difokuskan adalah penanganan agar bencana ini tidak terulang kembali,” kata Dewi.
(Penulis: Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya | Editor: Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.