Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkominfo Sebut 12.548 Desa dan Kelurahan di Indonesia Belum Dapatkan Layanan 4G

Kompas.com - 25/09/2020, 23:50 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

Menurut politikus Nasdem tersebut, lisensi yang diberikan negara kepada operator seluler adalah membangun infrastruktur.

Namun, mengingat tantangan wilayah yang luar biasa berat, pembangunan infrastruktur teknologi komunikasi dan informatika (TIK) operator seluler tidak bisa cakup seluruh wilayah di Indonesia.

Di situlah, kata dia, akan hadir BAKTI untuk mengisi ruang kosong terutama di wilayah 3T. Hal ini tak cukup jika dibiayai melalui skema USO.

Menurutnya, perlu terobosan sumber pembiayaan baru yang kali ini ditampung dalam APBN dan penerimaan negara bukan pajak.

 

" Khusus Manggarai Barat ada 24 BTS yang sudah dibangun oleh operator seluler. Juga ada pilot project super wifi dengan jangkauan radius 500 meter. Ini pertama kali di ujicobakan di Indonesia,"ujarnya.

Baca juga: WN Swiss Mengamuk di Rumah Sakit, Tak Terima Istrinya yang Suspek Covid-19 Diisolasi

"Bukan satu saja tetapi 20 titik yang sudah aktif dan sudah menghasilkan sinyal paling kurang 4MB/detik dan bisa sampai 30 MB/detik. Tiga super wifi akan selesai akhir Oktober sehingga totalnya menjadi 23 super wifi," sambungnya.

Kominfo akan berupaya memenuhi layanan sinyal di seluruh Tanah Air setidaknya di pusat layanan publik, yang jumlahnya 500.000 di seluruh Indonesia.

Saat ini, masih tersisa 150.000 yang belum bisa dilayani dengan wifi, sehingga Kominfo menyiapkan satu satelit multifungsi yang akan ditempatkan di orbit satelit 146 bujur timur.

"Mudah-mudahan pada kuartal ketiga tahun 2023 satelit ini akan melayani seluruh titik layanan publik di Indonesia," jelasnya.

Johnny mengungkapkan, dengan pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi ini, pemerintah berharap ruang digital dapat dimanfaatkan secara cerdas untuk kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat.

"Jangan isi ruang digital dengan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti hoaks, hate speech dan disinformasi," pungkas Johnny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com