Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Pukul Anak karena Diajari Matematika Tak Kunjung Paham, Ini Kata Polisi

Kompas.com - 03/09/2020, 16:41 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Seorang ibu berinisial MA di Desa Talok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, kedapatan memukul anaknya yang masih berusia 8 tahun. Video pemukulan itu viral di media sosial.

MA memukul anaknya menggunakan selang karena tidak kunjung paham dengan materi Matematika yang diajarkannya.

Kasatreskrim Polres Malang AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo mengatakan, pihaknya sudah memeriksa berbagai pihak terkait dengan kasus itu.

Sampai sejauh ini, pihaknya belum memutuskan apakah kasus itu akan ditangani secara hukum atau diselesaikan secara kekeluargaan.

Baca juga: Viral, Video Ibu di Malang Cambuki Anaknya karena Tak Kunjung Paham Saat Diajari Matematika

Untuk memutuskan itu, pihaknya akan melakukan observasi melalui kerja sama dengan pemerintah desa setempat.

"Kami siapkan tim untuk turun ke sana bersama dengan Pak Kades untuk memonitor," kata Tiksnarto melalui sambungan telepon, Kamis (3/9/2020).

Andaru mengatakan, pihaknya sudah memeriksa korban, ibu korban yang melakukan pemukulan, ayah korban dan tetangga.

Andaru menilai, kasus itu tidak bisa disamakan dengan kasus kekerasan terhadap anak lainnya.

Sebab, berdasarkan hasil pemeriksaan, pemukulan itu tidak berulang. Artinya, pemukulan terhadap anak oleh ibunya itu baru satu kali dilakukan.

"Ini hal yang berbeda. Yang jelas bukan perilaku yang berulang," ujar dia.

Hal ini yang menyebabkan pihaknya belum memutuskan apakah kasus itu perlu ditangani secara hukum atau diselesaikan secara kekeluargaan.

Baca juga: ATM Bank Mandiri di Malang Dirampok, Polisi Periksa 4 Saksi

Andaru melihat, antara anak dan ibu saling menyayangi. Bahkan, saat ibunya diperiksa, korban menangis.

Hal itu yang menyebabkan dirinya harus mengobservasi langsung untuk mengetahui apakah perbuatan itu tindak pidana atau hanya emosi sesaat seorang ibu kepada anaknya.

"Kalau kami tahan, belum tentu jadi yang lebih bermanfaat. Kami kedepankan asas pemanfaatan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com