Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Janah, Tangan Layu karena Tumor Otak Tak Kendorkan Semangat Belajarnya

Kompas.com - 27/08/2020, 20:00 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

“Mengerjakan kadang pagi tapi bisa juga menggarap tugas saat malam. Tergantung kakaknya yang SMP, karena handphone harus bergantian. Satu untuk kakaknya yang SMK, yang satu untuk bertiga,” kata Abdurahman.

“Setelah kakaknya selesai, dia bantu adik-adiknya,” kata Abdurrahman.

Rajin kumpulkan tugas

Janah telah menginjak kelas V kini. Ia mengikuti pembelajaran jarak jauh sejak tiga bulan belakangan ini. Heni Ristianawati menjadi wali kelas V.

Belum ada pembelajaran tatap muka sejak tahun ajaran baru 2020-2021 mulai. Sebagai wali murid, Heni belum pernah bertemu semua siswa kelas limanya, termasuk Janah. Mereka terhubung hanya lewat pesan singkat.

Para siswa menerima tugas sama, begitu pula untuk Janah. Hanya saja, Janah tidak dituntut sempurna menyelesaikan tugas.

“Misal dari enam tugas dia bisa menyelesaikan sebagian saja itu sudah bagus sekali,” kata Heni.

Keterbatasan selama pemulihan ini membuat Heni harus menghargai jerih layah Janah. Heni menceritakan, Janah telah melaporkan tugas mengarang, menggambar, video menembang macapat, hingga membuat poster Covid-19.

“Ada satu video yang belum kembali, yakni menjadi presenter. Ini belum kembali ke kami,” kata Heni.

Begitu pula dengan mata pelajaran lain. Hanya saja, Janah sedikit tertinggal dalam mata pelajaran matematika yang semakin rumit seharusnya perlu bimbingan guru.

Janah dianggap siswa rajin mengumpulkan tugas. Karenanya, suatu saat Janah tak mengumpulkan tugas, para guru sampai datang ke rumah untuk memastikan kesulitan anak didiknya ini.

“Pernah satu minggu tidak mengumpulkan tugas. Status dalam HP pun terlihat bahwa Janah belum menerima pesan,” kata Heni.

Rupanya, kata Heni, mereka mengalami kendala kuota internet.

Kepala Sekolah SD Negeri Jetis, Siti Kamilah menceritakan, ada tiga siswa di SD Jetis yang mengalami kesulitan BDR. Persoalan mereka memang berbeda satu dengan lainnya.

Sekolah menjembatani dengan home visit. Namun, belakangan cara ini terkendala penambahan kasus Covid-19 di Kulon Progo. Karena itu, pihak sekolah masih meminta orangtua untuk datang ke sekolah.

“Ada tiga anak dengan keluarga dengan latar belakang berbeda-beda. Kami home visit. Sebelumnya sudah dilakukan. Tapi, sementara ini sedang tertunda,” kata Siti pada kesempatan berbeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com