Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Gang di Kampung Ini Dibuat untuk Menarik Minat Belajar Anak Eks TKI Malaysia

Kompas.com - 25/08/2020, 15:05 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Kampung ini butuh pendidik dan motivator agar memiliki generasi unggul dan bisa membawa kehormatan bagi kampung yang terkenal dengan daerah miskin ini.

"Mereka pasti hanya mau belajar sore atau malam, karena mereka kalau pagi bekerja sampai sore. Kita akan berusaha membudayakan membaca, butuh donatur untuk buku-bukunya," imbuh Alex.

Asal-usul Kampung Timur

Ketua RT 031 Kampung Timur Januarius Nama Ola (50) menuturkan, Keberadaan kampung yang mayoritas dihuni oleh penduduk dari Nusa Tenggara Timur ini bermula pada 2003.

Baca juga: [HOAKS] TKI di Hongkong dan Uni Emirat Arab Terima Sumbangan Rp 275 Triliun

Saat itu Pemerintah Malaysia melakukan pemutihan dengan mendeportasi secara besar besaran para TKI melalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.

Rasa minder pulang kampung dan malu karena gagal merantau, membuat para eks deportan memutuskan mencari tempat tinggal.

Sebuah lahan yang tadinya masih merupakan hutan di perbukitan sekitar 2 kilometer dari pusat Kota Nunukan perlahan menjelma perkampungan yang semakin padat.

"Blasius Kuda Lein dan Stevanus Tolok Makin menjadi pendahulu yang ditokohkan karena berhasil meminta PT Jamaker merelakan tanahnya untuk pemukiman sementara warga NTT yang dideportasi dari Malaysia," tuturnya.

Pada 2013, eks deportan mulai memperbarui rumah mereka menjadi permanen.

Baca juga: BP2MI Desak KBRI Arab Saudi Kawal Serius Dugaan Penyiksaan TKI hingga Kondisinya Kritis

Hingga 2020, tercatat ada sekitar lebih 200 KK dengan jumlah jiwa hampir mencapai 600 orang.

Mereka menghuni lebih 100 rumah yang dibangun di atas lahan milik PT Jamaker dengan luas lebih dari 4 hektar ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com