BUTON SELATAN, KOMPAS.com – Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, terpaksa memperbolehkan belajar dengan tatap muka di seluruh sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah dasar (SD) sejak 13 Juli 2020.
Tindakan ini dilakukan karena banyaknya siswa dan orangtua siswa yang meminta untuk sekolah tetap dibuka dengan belajar tatap muka.
“Saya punya istri juga guru. Banyak siswanya bertanya, ‘bu guru kapan sekolah?’ hal ini menggugah saya. Dan banyak juga orangtua siswa juga datang bertanya, sehingga saya rapatkan dengan seluruh kepala sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan Buton Selatan, La Makiki, saat ditemui di ruangannya, Selasa (18/8/2020).
Baca juga: Infrastruktur Buruk, Anak Perbatasan Rentan Putus Sekolah dan Jadi Buruh di Malaysia
Belajar daring di rumah, menurutnya, tidak terlalu efektif karena banyak siswa terutama kelas 1 SD yang tidak terlalu paham dan mengerti akan pelajaran.
Selain itu juga, banyak siswa di daerah yang terpencil dan kepulauan kesulitan akan jaringan yang kurang memadai.
Belum lagi siswa harus mengeluarkan uang untuk membeli kuota internet.
“Karena kita ini banyak bagian yang daerah terpencil dan daerah kepulauan mereka full belajar (tatap muka). Kenapa dilakukan? Saya pikir masih zona hijau saat itu, kalau saat jadi zona merah, kita jalani saja,” ujarnya.
Baca juga: Sekolah di Serang Mulai Dibuka Selasa Ini, Mayoritas Orangtua Setuju
Dinas Pendidikan Buton Selatan kemudian bertemu dengan seluruh kepala sekolah SMP dan SD.