Siswa Kesulitan Belajar Online, Sekolah di Buton Selatan Terpaksa Kembali Dibuka

Tindakan ini dilakukan karena banyaknya siswa dan orangtua siswa yang meminta untuk sekolah tetap dibuka dengan belajar tatap muka. 

“Saya punya istri juga guru. Banyak siswanya bertanya, ‘bu guru kapan sekolah?’ hal ini menggugah saya. Dan banyak juga orangtua siswa juga datang bertanya, sehingga saya rapatkan dengan seluruh kepala sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan Buton Selatan, La Makiki, saat ditemui di ruangannya, Selasa (18/8/2020). 

Belajar daring di rumah, menurutnya, tidak terlalu efektif karena banyak siswa terutama kelas 1 SD yang tidak terlalu paham dan mengerti akan pelajaran. 

Selain itu juga, banyak siswa di daerah yang terpencil dan kepulauan kesulitan akan jaringan yang kurang memadai.

Belum lagi siswa harus mengeluarkan uang untuk membeli kuota internet.

“Karena kita ini banyak bagian yang daerah terpencil dan daerah kepulauan mereka full belajar (tatap muka). Kenapa dilakukan? Saya pikir masih zona hijau saat itu, kalau saat jadi zona merah, kita jalani saja,” ujarnya. 

Dinas Pendidikan Buton Selatan kemudian bertemu dengan seluruh kepala sekolah SMP dan SD. 

Bersama dengan komite sekolah, dicapai kesepakatan untuk belajar tatap muka. 

“Alhamdulillah, sampai sekarang semua baik-baik. Tidak ada klaster baru. Kalau ada siswa yang positif, hanya anak itu saja yang dikarantina, sekolah tetap belajar tapi tetap sesuai standar protokol kesehatan,” ucap La Makiki. 

La Makiki juga menjelaskan, pada proses belajar, para siswa dibagi menjadi dua untuk menghindari berkumpulnya siswa. 

“Kiat lakukan secara shift atau gantian. Ada siswa yang masuk belajar ada juga yang belajar di rumah,” katanya. 

Selain itu siswa juga diwajibkan selalu menggunakan masker dan selalu menjaga jarak dengan siswa yang lain.