Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Dusun Wedani, Kampung Bibit yang Tetap Bergeliat di Tengah Pandemi Corona

Kompas.com - 16/07/2020, 08:34 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

Penopang ekonomi

Kepala Desa Badang, Sholichudin menyebutkan, Dusun Wedani dihuni oleh 200 KK, di mana mayoritas penduduknya menggeluti usaha penyemaian dan penjualan bibit aneka jenis tanaman.

Usaha penyemaian dan penjualan bibit tanaman yang ditekuni warganya dimulai pada tahun 1991 dan terus berkembang setelah krisis moneter.

Kemudian sejak tahun 2012, usaha tersebut memikat banyak warga hingga akhirnya jumlah pemilik usaha terus berkembang dari yang awalnya 5 orang menjadi 40 orang lebih.

Saat ini terdapat 47 KK di Dusun Wedani yang tercatat memiliki usaha penyemaian dan penjualan bibit tanaman.

Para pemilik usaha itu, lanjut dia, memiliki sedikitnya 1-2 orang yang bekerja untuk membantu usaha masing-masing.

Baca juga: Positif Covid-19, Suami Pasien Sebut Istrinya Sakit karena Setan: Seperti Apa Corona, Saya Mau Tahu

"Ada 47 KK pemilik usaha pembibitan di Dusun Wedani. Lalu warga sekitar yang tidak memiliki lahan bekerja pada mereka," kata Sholichudin, kepada Kompas.com.

Sholichudin menuturkan, usaha pembibitan tanaman yang dilakukan warga Dusun Wedani sudah berlangsung selama lebih dari 20 tahun.

Usaha tersebut, lanjut dia, selain mampu menyerap tenaga kerja dari kalangan warga, juga mampu menjadi penopang utama perekonomian warga.

"Kalaupun belum sampai pada ukuran sejahtera, setidaknya warga Dusun Wedani itu sangat mandiri," kata Sholichudin.

Dia mengungkapkan, sekitar 30 persen penduduk Desa Badang bergelut pada usaha produksi kerupuk.

Lalu, sekitar 20 persen bergelut pada usaha penyemaian dan penjualan bibit tanaman, serta lebih dari 15 persen sebagai petani.

Adapun profesi lainnya, antara lain buruh pabrik, PNS, TNI dan Polri, maupun sektor lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com