Salin Artikel

Menengok Dusun Wedani, Kampung Bibit yang Tetap Bergeliat di Tengah Pandemi Corona

JOMBANG, KOMPAS.com - Sejak berlangsungnya Pandemi Covid-19, banyak usaha yang tidak bisa berjalan lancar atau bahkan gulung tikar.

Namun, kondisi itu menjadi pengecualian bagi pelaku usaha penyemaian dan penjualan bibit tanaman asal Dusun Wedani, Desa Badang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Sejak lama, Dusun Wedani dikenal sebagai "Kampung Bibit"  karena hampir setiap tempat di perkampungan itu berjejer aneka jenis bibit tanaman.

Di kampung ini, lebih dari 40 Kepala Keluarga (KK) yang bekerja dan menekuni usaha penyemaian bibit tanaman.

Pantauan Kompas.com, penyebutan Dusun Wedani sebagai kampung bibit sesuai dengan kondisi perkampungan.

Warga setempat yang menggeluti usaha pembibitan tanaman memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menjadi area persemaian bibit.

Bibit tanaman yang didominasi tanaman sayur tersebut, rata-rata disemai dalam polibag plastik ukuran 8x9 sentimeter.

Persemaian bibit itu diletakkan di halaman depan, samping atau belakang rumah masing-masing.

Pemandangan 'hijau' aneka tanaman di Dusun Wedani sudah terlihat saat memasuki kawasan kampung.

Selain tampak dari jalan utama desa, suasana asri Kampung bibit Wedani juga nampak hingga ke gang-gang Dusun.


Dirintis sejak 1991

Salah satu pelaku usaha pembibitan, Jumainah mengungkapkan, usaha penyemaian bibit tanaman di Dusun Wedani berlangsung sejak tahun 1991.

Saat awal, usaha penyemaian dan penjualan bibit aneka jenis tanaman dijalankan oleh 5 orang, termasuk dirinya.

Perempuan berusia 60 tahun itu menuturkan, para tetangganya kemudian banyak yang menekuni usaha pembibitan setelah krisis ekonomi tahun 1998.

"Dulu hanya lima orang, termasuk saya dan bapaknya. Sekarang sudah banyak dan mayoritas melakukan pembibitan," tutur Jumainah, saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Rabu (15/7/2020).

Awalnya, kata nenek 9 cucu ini, dia bersama suaminya menyemai dan menjual bibit pepaya dan cabai rawit. Kedua komoditas itu banyak dijual ke luar kota.

Seiring waktu berjalan, benih yang disemai untuk dijual cukup bervariasi, antara lain cabai rawit dan cabai merah, tomat, terong, serta brokoli dan pepaya.

Komoditas tanaman yang sama, kata pemilik 'Rumah Bibit Bu Nik' ini, juga disediakan oleh para tetangganya.

Menurut Jumainah, dia tetap konsisten menekuni usaha pembibitan tanaman karena hasilnya terbilang stabil dan bisa menopang perekonomian keluarga.

Kondisi itu membuat banyak warga di Dusun Wedani yang tertarik untuk mengikuti jejak para perintis menekuni usaha pembibitan tanaman.

"Pasang surut sih ada, waktu kemarau biasanya agak sepi. Kalau soal penghasilan, lumayan dan sangat membantu," kata ibu dari 4 anak ini.

Usaha pembibitan tanaman, ungkap Jumainah, relatif stabil dari waktu ke waktu. Bahkan, saat berlangsung Pandemi Covid-19, usaha tersebut seolah tak terkena dampak.

"Saat munculnya corona sempat sepi, tapi sebentar. Waktu mau hari raya kemarin, rame lagi, bahkan sampai kewalahan. Sekarang bibit yang ada di sini sudah dipesan semua," ujar dia.

Jumainah menambahkan, untuk menjalankan usaha pembibitan yang ditekuninya, dia dibantu oleh 3 orang tetangganya.  

Dinar Krisnandar (33), warga Dusun Wedani mengungkapkan, usaha penyemaian dan penjualan bibit tanaman saat ini bukan lagi profesi sampingan.

Usaha itu, ujar dia, sudah menjadi pekerjaan utama bagi mayoritas warga Dusun Wedani, baik sebagai pemilik usaha maupun sebagai buruh harian pada usaha pembibitan.

Menurut Dinar, usaha penyemaian dan penjualan bibit tanaman relatif stabil meski saat ini sedang berlangsung Pandemi Covid-19.

Dinar mengatakan, para pembeli atau pelanggan bibit tanaman, rata-rata sudah pesan terlebih dulu.

Para petani atau warga penyuka kegiatan menanam, datang dari Jombang maupun daerah sekitar.

Selain pembeli yang datang langsung ke tempat penyemaian, pemasaran bibit juga terbantu oleh para penjual bibit keliling.

Kepala Desa Badang, Sholichudin menyebutkan, Dusun Wedani dihuni oleh 200 KK, di mana mayoritas penduduknya menggeluti usaha penyemaian dan penjualan bibit aneka jenis tanaman.

Usaha penyemaian dan penjualan bibit tanaman yang ditekuni warganya dimulai pada tahun 1991 dan terus berkembang setelah krisis moneter.

Kemudian sejak tahun 2012, usaha tersebut memikat banyak warga hingga akhirnya jumlah pemilik usaha terus berkembang dari yang awalnya 5 orang menjadi 40 orang lebih.

Saat ini terdapat 47 KK di Dusun Wedani yang tercatat memiliki usaha penyemaian dan penjualan bibit tanaman.

Para pemilik usaha itu, lanjut dia, memiliki sedikitnya 1-2 orang yang bekerja untuk membantu usaha masing-masing.

"Ada 47 KK pemilik usaha pembibitan di Dusun Wedani. Lalu warga sekitar yang tidak memiliki lahan bekerja pada mereka," kata Sholichudin, kepada Kompas.com.

Sholichudin menuturkan, usaha pembibitan tanaman yang dilakukan warga Dusun Wedani sudah berlangsung selama lebih dari 20 tahun.

Usaha tersebut, lanjut dia, selain mampu menyerap tenaga kerja dari kalangan warga, juga mampu menjadi penopang utama perekonomian warga.

"Kalaupun belum sampai pada ukuran sejahtera, setidaknya warga Dusun Wedani itu sangat mandiri," kata Sholichudin.

Dia mengungkapkan, sekitar 30 persen penduduk Desa Badang bergelut pada usaha produksi kerupuk.

Lalu, sekitar 20 persen bergelut pada usaha penyemaian dan penjualan bibit tanaman, serta lebih dari 15 persen sebagai petani.

Adapun profesi lainnya, antara lain buruh pabrik, PNS, TNI dan Polri, maupun sektor lain.

https://regional.kompas.com/read/2020/07/16/08343081/menengok-dusun-wedani-kampung-bibit-yang-tetap-bergeliat-di-tengah-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke