Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Hidup Kakek Bertangan Satu, Gigih Bekerja Jadi Tukang Batu

Kompas.com - 15/07/2020, 16:33 WIB
Riska Farasonalia,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Sejak kejadian itu, dia harus terbiasa bekerja dengan menggunakan satu tangan.

Walaupun tangannya tinggal satu, kakek ini tak berkecil hati dan masih tetap semangat bekerja sebagai tukang batu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dia bertekad tidak akan meminta selagi masih bisa berjalan dan menekuni pekerjaan meski hasilnya tak menentu.

"Orang mau beli langsung datang. Banyak macamnya bisa buat taman, tembok rumah, bahan bagunan, kolam ikan, tergantung kegunaan. Kadang ramai kadang sepi. Jadi hasilnya tidak menentu, yang penting bisa mencukup kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.

Baca juga: Perjuangan Petani di Tengah Wabah, Terancam Gagal Panen hingga Lawan Godaan Tengkulak

Subagyo hidup berdua dengan sang istri Suwarni (59) di bangunan papan kayu berukuran 6 × 8 meter dan tinggi 2 meter beralaskan tanah yang ditutup tikar.

Bangunan beratap spanduk itu juga tidak tersedia kamar mandi.

Subagyo dan istrinya mengaku harus menumpang di rumah tetangga jika hendak mandi.

Kalau hujan turun di malam hari, mereka tak bisa tidur karena harus selalu waspada karena atap rumahnya sudah banyak lubang.

Walaupun hidup dengan keterbatasan dan serba kekurangan, tapi Subagyo berusaha untuk selalu bersyukur karena masih diberikan hidup oleh yang kuasa.

Baca juga: Gugur Dalam Kecelakaan Helikopter, Keluarga Kenang Perjuangan Kapten Fredy untuk Jadi Tentara

"Tiap hari mudah-mudahan Gusti Allah ngasih rezeki buat nyambung umur. Sedikit-dikitnya yang penting bisa makan. Dan bisa iuran di kampung. Gusti Allah mboten sare, bersyukur terus ndilalah pasti bisa makan. Kalau mau diberi ya harus mau memberi," ujarnya.

Subagyo mengaku akan terus bekerja sebagai tukang batu sekuat yang dia bisa karena tak ingin merepotkan anaknya yang telah pergi meninggalkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com