Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Kematian Anak di Indonesia karena Covid-19, Tak ada Biaya hingga Ditolak karena RS Penuh

Kompas.com - 03/07/2020, 14:15 WIB
Rachmawati

Editor

'Sakit ginjal'

Di Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, sepasang petani kehilangan anak mereka yang oleh pihak rumah sakit disebut akibat Covid-19.

MS, anak terakhir dari enam bersaudara itu, baru berusia delapan tahun.

"Dia sakit ginjal sudah dari bulan Januari tahun ini," ujar ayah MS yang tak mau disebutkan namanya.

Hingga kini, ayah MS masih tak yakin anaknya terkena Covid-19, meski Dinas Kesehatan Sumatera Barat menyatakan puterinya terkena Covid-19 dan menunjukkan gejala penyakit itu.

Dinas Kesehatan melakukan pengetesan tiga kali pada MS. Dua tes pertama hasilnya negatif, dan yang terakhir positif Covid-19.

"Keluarga hanya menyerahkan ke yang satu (Tuhan). Kalau diperpanjang akan tambah repot," ujarnya.

Baca juga: RSPI Sulianti Saroso Rawat Tiga Anak Positif Covid-19

'Sangat mengkhawatirkan'

Selain lebih dari 40 anak yang meninggal dengan status positif Covid-19, IDAI mencatat lebih dari 200 kematian anak dalam status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di akhir Juni.

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dokter Aman Bhakti mengatakan keadaan ini "sangat mengkhawatirkan"

Negara tetangga Malaysia misalnya, belum mencatat kematian akibat Covid untuk anak di bawah 12 tahun.

Sementara, di Amerika Serikat, negara dengan kasus kematian tertinggi akibat Covid-19, angka kematian yang berkaitan dengan virus corona, untuk warga di bawah 25 tahun adalah 0,15% (data diakses 02/07).

Baca juga: Ayah dan Ibu Meninggal akibat Corona, Anak Positif Covid-19 Diisolasi di RS

Di China, angka kematian pada individu berusia 19 tahun ke bawah hanya 0,1%..

Meski begitu, Kantor Staf Presiden (KSP) mengatakan angka kematian anak Indonesia termasuk tertinggi di dunia jika hanya dilihat dari angka absolut karena jumlah balita di Indonesia yang besar.

"Jika akan dibandingkan dengan negara lain, idealnya menggunakan parameter yang tepat, misalnya dalam ratio per 1.000 balita atau persentase terhadap total kematian akibat Covid," ujar tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Brian Sriprahastuti.

Meski begitu, ia mengatakan bagi pemerintah, satu kematian tetap jadi masalah yang harus diatasi, apalagi kematian itu seharusnya dapat dicegah sesuai perkembangan bidang kedokteran.

Baca juga: 127 Anak Positif Covid-19 di Surabaya, Terpapar dari Orangtua

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com