Menurut Sukarman, semenjak telur infertil marah beredar dengan harga per kilogramnya hanya Rp 11.000, membuat harga telur layer terjun bebas.
Kondisi tersebut membuat Sukarman dan sejumlah peternak unggas di koperasinya terancam gulung tikar.
Baca juga: Oknum Guru SMP Potret 25 Gadis Telanjang, Ancam Denda Rp 50 Juta Jika Fotonya Jelek
"Dampaknya, telur layer jatuh, sampai Rp 11.000," kata Sukarman.
Sementara itu, menurut salah satu peternak unggas di Blitar, Aris Wahyudi, saat marak telur infertil dirinya memilih untuk menurunkan populasi ayamnya.
Tujuannya, agar menekan angka kerugian. Menurut Aris, biasanya dia beternak 15 ribu ekor ayam, namun kini hanya sekitar 9 ribu ekor ayam saja.
Strategi itu dijalankannya sekuat tenaga mengingat banyak peternak lain yang harus setop usaha.
Aris mempertimbangkan akan menambah kembali populasi jika harga telur terus membaik.
"Mudah-mudahan tidak ada telur infertil lagi," kata Aris melalui perpesanan instan.