Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Ruang Isolasi Covid-19 di Bengkulu Kaget Ditagih Rp 6,7 Juta

Kompas.com - 13/06/2020, 12:49 WIB
Firmansyah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Seorang pasien inisial HS di Bengkulu yang memiliki riwayat sakit bawaan dan menjalani isolasi layaknya pasien corona di RSUD M Yunus kaget ditagih Rp 6,7 juta.

Ia ditagih setelah menjalani rapid test dan dinyatakan reaktif,  menjalani isolasi, menjalani tes swab, hingga hasil swab menyatakan negatif.

Efran anak pasien HS menjelaskan keberatan atas tagihan itu. Menurut pihak keluarga tagihan pembayaran rumah sakit membuat terkejut keluarga pasien.

“Orangtua saya mengalami sakit bawaan lalu drop kesehatannya, kami bawa ke rumah sakit, setelah rapid test hasilnya reaktif dirujuk ke rumah sakit RSUD M Yunus, di rumah sakit ibu saya di masukan ke ruangan isolasi,” ujar Efran kepada Kompas.com melalui telepon, Sabtu (13/06/2020). 

Baca juga: Persis Meme di Medsos, Ibu Ini Mengaku Suaminya Positif Covid-19 Biar Tak Ditagih Bank

Selama isolasi ibunya menjalani tes swab Covid-19. Lima hari jalani isolasi, hasil PCR dinyatakan negatif Covid-19 lalu pasien diizinkan pulang.

Namun betapa terkejutnya keluarga saat rumah sakit menyodorkan biaya isolasi sebesar Rp 6,7 juta.

Menurut Efran keluarga bingung kenapa orang tuanya yang diisolasi bersama pasien yang diduga terpapar Covid-19 lainnya malah harus membayar biaya isolasi.

Setelah mencari pinjaman dan menunjukan surat keterangan miskin, Efran mengatakan hanya diminta bayar Rp 4 juta lebih.

Baca juga: Pasien Positif Corona Kabur dari Penjaringan Jakarta ke Serang Banten, 18 Orang Tertular

Dinkes: biaya ruang isolasi seharusnya ditanggung negara

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni, mengatakan untuk pasien yang dirawat di ruang isolasi biayanya akan ditanggung oleh negara melalui Kementerian Kesehatan, atau dengan kata lain biaya tidak dibebankan kepada pasien.

"Kalau pasien PDP dan diisolasi itu dibayar negara, dalam hal ini melalui Kemenkes namun saya akan coba tanyakan ke pihak rumah sakit untuk melakukan klarifikasi soal ini," ujar Herwan Antoni melalui telepon ke Kompas.com, Sabtu. 

Kompas.com mencoba melakukan klarifikasi kepada Direktur RSUD M Yunus Zulkimaulub Ritonga memalui sambungan telepon.

Namun hingga berita ini terbit, permintaan klarifikasi tersebut belum mendapatkan jawaban dari pihak RSUD M Yunus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com