Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Pedagang Pasar Cileungsi Bogor Usir Tenaga Medis

Kompas.com - 11/06/2020, 09:42 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

Ujang menyebutkan bahwa selama proses pendataan, pihaknya tidak pernah mendapatkan hasil rapid test dan swab dari 57 orang yang sudah dilakukan tes.

Begitu juga mengenai keamanan data hasil uji Covid-19 tersebut yang bisa saja disalahgunakan sehingga menimbulkan keresahan dan ketakutan.

Terlebih lagi terdapat kecemburuan di antara pedagang di luar pasar yang tidak mendapat pembatasan dan rapid test.

"Tidak ada keterangan apa pun, datanya tidak akurat dan tidak masuk ke pengelolaan kami setelah ada rapid ataupun swab. Dan yang mau saya pertanyakan, kenapa tiba-tiba timbul 26 dan tidak jelas pedagangnya yang mana," kata Ujang.

"Makanya saya bilang beri lah data yang akurat, sehingga pasar kami ini jangan dipermainkan terus, anjlok pedagang kami, jatuh nama baiknya, itu yang menjadi amarahnya pedagang kemarin," kata Ujang.

Ujang menambahkan, tes yang dinilai rancu ini menimbulkan banyak kerugian bagi pedagang.

Apabila dijumlah, kerugian setiap pedagang sampai ratusan juta.

Menurut Ujang, jika hal ini tidak segera diperbaiki, maka akan menimbulkan konflik sosial yang lebih besar.

"Artinya yang menjadi keresahan kami itu kurangnya koordinasi Pemkab terkait data yang tidak akurat. Ada apa sebenarnya ini dengan Pasar Cileungsi dan kenapa kami harus ditest lagi sampai yang ketiga kali?" kata dia.

Padahal, menurut Ujang, selama ini pihaknya sudah menaati protokol kesehatan seperti pemeriksaan suhu tubuh pengunjung pasar dan penyemprotan disinfektan di area pasar sebanyak dua kali sehari.

Selain itu, di pintu masuk pasar telah dipasang tempat cuci tangan portabel dan 40 titik lainnya supaya pengunjung dan pedagang rajin mencuci tangan.

"Pedagang itu memakai masker ketika melayani pembeli dan menyediakan wastafel serta hand sanitizer. Kemudian di pintu masuk ada cek suhu dan disinfektan dua hari sekali," kata Ujang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com