Salin Artikel

Ini Penyebab Pedagang Pasar Cileungsi Bogor Usir Tenaga Medis

Para petugas medis tersebut sebenarnya hendak melakukan rapid test atau pengujian cepat Covid-19.

Video berdurasi 34 detik itu memperlihatkan mobil petugas medis diminta untuk pergi oleh para pedagang pasar.

Tampak sejumlah petugas dari TNI dan Polisi ikut mengawal rombongan mobil itu saat hendak keluar di tengah-tengah aksi protes para pedagang.

"Petugas Covid-19 diusir sama pedagang Cileungsi, terima kasih sudah kompak ngusir petugas Covid-19," ucap seorang laki-laki di dalam video tersebut.

Video yang pertama kali diunggah oleh akun @bogor_update tersebut diberi keterangan detik-detik pedagang Pasar Cileungsi tolak pengecekan dari petugas medis Covid-19.

Staf Humas dan Keamanan Pasar Rakyat Cileungsi Ujang Rasmadi membenarkan terjadinya peristiwa di dalam video tersebut.

Menurut dia, kejadian pengusiran terhadap rombongan tenaga medis tersebut terjadi pada Rabu (10/6/2020) siang.

"Iya benar, kejadiannya kemarin itu, penolakan oleh pedagang bahwa tidak boleh ada lagi rapid test atau swab di Pasar Rakyat Cileungsi," kata Ujang ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (11/6/2020).

Menurut Ujang, wajar para pedagang bereaksi dan menolak kembali rapid test massal.

Sebab, hasil yang dikeluarkan dinilai sangat rancu.

"Jadi kemarin ada 4 mobil datang pagi-pagi, lalu kita suruh pulang, jadi tidak sempat dites. Ini sudah yang ketiga kali dan akhirnya terjadi penolakan karena penjelasannya rancu, ditambah data hasilnya tidak akurat," kata Ujang.

Menurut Ujang, selama ini data dari hasil rapid test dan uji swab terkait Covid-19 tidak pernah disampaikan oleh pihak Pemkab Bogor selaku Gugus Tugas.


Ujang menyebutkan bahwa selama proses pendataan, pihaknya tidak pernah mendapatkan hasil rapid test dan swab dari 57 orang yang sudah dilakukan tes.

Begitu juga mengenai keamanan data hasil uji Covid-19 tersebut yang bisa saja disalahgunakan sehingga menimbulkan keresahan dan ketakutan.

Terlebih lagi terdapat kecemburuan di antara pedagang di luar pasar yang tidak mendapat pembatasan dan rapid test.

"Tidak ada keterangan apa pun, datanya tidak akurat dan tidak masuk ke pengelolaan kami setelah ada rapid ataupun swab. Dan yang mau saya pertanyakan, kenapa tiba-tiba timbul 26 dan tidak jelas pedagangnya yang mana," kata Ujang.

"Makanya saya bilang beri lah data yang akurat, sehingga pasar kami ini jangan dipermainkan terus, anjlok pedagang kami, jatuh nama baiknya, itu yang menjadi amarahnya pedagang kemarin," kata Ujang.

Ujang menambahkan, tes yang dinilai rancu ini menimbulkan banyak kerugian bagi pedagang.

Apabila dijumlah, kerugian setiap pedagang sampai ratusan juta.

Menurut Ujang, jika hal ini tidak segera diperbaiki, maka akan menimbulkan konflik sosial yang lebih besar.

"Artinya yang menjadi keresahan kami itu kurangnya koordinasi Pemkab terkait data yang tidak akurat. Ada apa sebenarnya ini dengan Pasar Cileungsi dan kenapa kami harus ditest lagi sampai yang ketiga kali?" kata dia.

Padahal, menurut Ujang, selama ini pihaknya sudah menaati protokol kesehatan seperti pemeriksaan suhu tubuh pengunjung pasar dan penyemprotan disinfektan di area pasar sebanyak dua kali sehari.

Selain itu, di pintu masuk pasar telah dipasang tempat cuci tangan portabel dan 40 titik lainnya supaya pengunjung dan pedagang rajin mencuci tangan.

"Pedagang itu memakai masker ketika melayani pembeli dan menyediakan wastafel serta hand sanitizer. Kemudian di pintu masuk ada cek suhu dan disinfektan dua hari sekali," kata Ujang.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/11/09423451/ini-penyebab-pedagang-pasar-cileungsi-bogor-usir-tenaga-medis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke