Akibatnya, omzet harian juga mengalami penurunan dari rata-rata Rp 171 juta perhari, menjadi Rp 94 juta perhari.
Untuk pemulihan ekonomi, lanjut Mundjidah, skema lain yang akan dilaksanakan adalah menggalakkan sistem padat karya tunai pada proses pembangunan fisik, khususnya pemeliharaan jalan.
Pihaknya juga mendorong optimalisasi belanja bahan atau material pada skala lokal atau desa.
"Dengan demikian, perputaran ekonomi di desa akan terus terjaga," papar Mundjidah.
Diskusi dengan tema "Mendorong Pergerakan Ekonomi Ditengah Pandemi Covid-19" tersebut diikuti para pengelola usaha hotel dan restoran, pedagang kaki lima (PKL), pelaku IKM/UKM, serta pengelola tempat wisata.
Baca juga: Jalani Rapid Test Corona, 22 Pengawas dan Kepala Sekolah di Jombang Dinyatakan Nonreaktif
Selain itu, ada pakar ekonomi dari STIE PDRI Dewantoro Jombang, Mohammad Thamrin Bey, pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin), serta Ketua DPRD Jombang, Mas'ud Zuremi.
Dalam diskusi tersebut, para pelaku usaha menyampaikan keresahan masing-masing akibat pandemi Covid-19 yang memukul usaha mereka.
Para pelaku usaha berharap, Bupati Jombang segera memberikan kesempatan kepada pelaku usaha untuk menjalankan usaha mereka.
Mundjidah meminta para pelaku usaha untuk bersabar. Saat ini, regulasi terkait aktifitas masyarakat ditengah Covid-19 masih dalam pembahasan.
Dalam waktu dekat, kata Mundjidah, pihaknya akan menerbitkan Peraturan Bupati Jombang tentang aktivitas masyarakat di seluruh sektor selama pandemi Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.