Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Curhat" Wabup Firdaus Merasa Tak Dihargai hingga Ancam Bunuh Bupati Aceh Tengah

Kompas.com - 15/05/2020, 16:53 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Bahkan sebagai wakil bupati, Firdaus mengaku tahu nama-nama pejabat yang dimutasi. Hal itu, menurutnya, merupakan sesuatu yang tidak wajar dilakukan oleh seorang bupati.

“Bahkan lebih tahu orang luar daripada saya,” keluh Firdaus yang dari awal wawancara menggunakan Bahasa Gayo.

Baca juga: Saat Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah Berseteru dan Saling Ancam Lapor ke Polisi...

Saat ditanya apakah sudah pernah diperbincangkan dengan bupati terkait keluhan itu, Firdaus mengaku khawatir terjadi keributan bila itu disampaikan langsung.

Firdaus lebih memilih menyampaikan kepada Sekda dan Asisten I agar diberitahukan kepada Bupati Aceh Tengah.

Komitmen sebelum pilkada

Kepada Sekda dan Asisten I, Firdaus sudah pernah mempertanyakan kesepakatan antara Shabela dengan Firdaus sebagai calon kepala daerah sebelum dan setelah terpilih pada Pilkada 2017.

“Yang menulisnya juga dia (Shabela), kesepakatan itu tertulis, namun kesepakatan tertulis itu pun sudah dibuang entah ke mana,” ungkap Firdaus.

Kesepakatan tertulis dan yang tidak tertulis, sebut Firdaus, berupa pelimpahan wewenang dari bupati kepada wakil bupati untuk menangani 8 Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK).

“Artinya kalau secara langsung saya menanganinya tentu tidak boleh, tetapi kalau pelimpahan wewenang boleh. Pelimpahan wewenang ada hak saya, tetapi saya tidak mendapatkan pelimpahan apa pun dari bupati. Tidak ada yang dipenuhi dari perjanjian itu,” papar Firdaus.

Pelimpahan wewenang yang diberikan, lanjut Firdaus, misalnya saja rumah sakit, dinas kesehatan, dinas perhubungan dengan total delapan instansi sesuai kesepakatan.

Baca juga: Bupati Aceh Tengah Jelaskan Kronologi Ancaman Pembunuhan oleh Wakilnya

Isi kesepakatan itu, terang Firdaus, membuat dirinya bersemangat untuk mencalonkan diri menjadi wabup yang berpasangan dengan Shabela Abubakar sebagai cabup saat Pilkada lalu.

“Artinya kita tidak merasa nanti ditinggalkan, tidak merasa nanti tidak difungsikan, karena saya sudah menggebu-gebu,” sebut Firdaus.

Firdaus mengaku sadar bahwa wewenang itu hanya dimiliki oleh bupati, namun tidak ada peraturan yang dilanggar jika wewenang itu dilimpahkan oleh bupati kepada wakil bupati.

Sehingga karena terlalu sering merasa tidak difungsikan, Firdaus langsung meluapkan emosinya kepada Shabela Abubakar beberapa hari lalu.

Tak pernah dilibatkan dalam pembahasan anggaran

Sebagai wakil bupati, Firdaus juga mengaku tidak pernah tahu soal pembahasan anggaran yang dikelola pemerintahan selama kurun waktu tiga tahun menjabat.

Sejauh ini, tidak ada pemberitahuan dan tidak ada undangan dalam membahas soal anggaran daerah.

“Ketika ada pertemuan para wakil bupati di Jakarta, saya sering ditanya soal anggaran. Saya tidak paham dan tidak tahu harus menjawab apa, karena saya tidak dilibatkan selama pembahasannya,” tambah Firdaus.

Baca juga: Tak Dilibatkan dalam Proyek Rp 17 Miliar, Wakil Bupati Aceh Tengah Ancam Bunuh Bupatinya

Atas sejumlah alasan itu, ungkap Firdaus, kedongkolan dan kemarahan yang menumpuk membuatnya emosi dan mendatangi langsung Shabela Abubakar di Pendopo Bupati Aceh Tengah pada Rabu malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com