Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Porsche Bagikan Kardus Berisi Uang ke Warga di Jalan, Siapa Sebenarnya Tom Liwafa?

Kompas.com - 06/05/2020, 17:59 WIB
Ghinan Salman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Selain itu, sejak kecil dia selalu dididik orangtua agar menjadi anak yamg tekun, jujur, dan disiplin.

Sejak belia, orangtua Tom Liwafa juga mendukung dia untuk menjadi pengusaha.

"Apalagi orangtua saya kan serabutan dulu. Nasihat yang sering dibilang orangtua, yang penting tetap bermanfaat bagi orang banyak, gitu saja sih," kata dia.

Ayah dari Averyn Del Liwafa dan Fella Del Liwafa ini mengaku sering disebut orangtuanya nyeleneh, karena seingkali menyampaikan gagasan yang tak masuk akal.

Menurut Tom, ia hanya berusaha melakukam sesuatu yang terkadang tidak terpikir oleh oramg lain.

Namun, gagasan dari berpikir di luar kotak itu bisa mengantarnya meraih kesuksesan yang diinginkan.

"Jadi, ya kalau misalkan saya melakukan sesuatu itu juga sering out of the box, jadi memang benar-benar hal yang kadang-kadang orang enggak kepikiran, tapi saya justru melakukannya," kata dia.

Ia mencontohkan, jika pada umumnya pembuatan stiker menggunakam printing, Tim Lieafa memilih untuk menggunakan sablon.

Cara lain yang oleh orang lain dianggap gila adalah membagikan 2.000 porsi makanan di restaurant miliknya kepada tenaga medis.

"Nah, itu kalau dipikir bangkrut ya bangkrut, Mas. Karena toko sepi kok malah dibagi-bagikan. Tapi ya Alhamdulillah, semakin berbagi semakin lancar," kata Tom yang menikah di usia 25 tahun.

Berempati, tak banyak mengeluh

Tom yang kini tengah menyelesaikan S2 jurusan marketing management di Universitas Ciputra mengatakan, kesuksesan memang butuh usaha dan kerja keras.

Namun, di balik itu semua, seseorang harus memiliki jiwa empati yang tinggi sekaligus tak banyak mengeluh dengan kondisi yang dihadapi.

Ia pun berpesan kedapada semua orang agar tak selalu mengeluh dan saling menyalahkan, terutama di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Kepada para pengusaha, ia juga berpesan agar tidak lagi berpikir tentang pendapatan, melainkan turut membantu warga yang tak berkecukupan, terutama mereka yang terdampak langsung Covid-19.

"Buat teman-teman semua, di era pandemi seperti ini sudah bukan waktunya untuk mengeluh dan bukan waktunya lagi untuk saling menyalahkan," kata dia.

"Dengan kita sehat-sehat saja itu sudah anugerah sebenarnya. Jadi sekarang ini tidak bisa lagi kita berpangku tangan melihat ini semua. Kita semua harus bergotong royong agar era (wabah) ini juga lekas selesai," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com