Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Warga Manado Tolak Dibubarkan Saat Kumpul di Pantai, Sebut Air Laut Obat

Kompas.com - 13/04/2020, 21:10 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Khairina

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Video warga adu mulut dengan Satpol PP Manado karena menolak dibubarkan, viral di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan juga lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Kepala Satpol PP Kota Manado Johanis Waworuntu mengatakan, peristiwa dalam video tersebut memang benar.

"Kejadiannya kemarin," kata Johanis, saat dikonfirmasi Kompas.com via telepon, Senin (13/4/2020).

Baca juga: Ganjar Usulkan Tenaga Medis yang Tangani Corona di Jateng Diberi Bintang Jasa

Ia menjelaskan, pada hari itu, tim lebih dulu melakukan patroli di Pantai Malalayang, Manado.

Situasi dan kondisi di Pantai Malalayang saat itu lenggang dan aman terkendali.

Kemudian, patroli dilanjutkan ke tempat lain. Tim menyasar kawasan Megamas Manado.

Anggota operasi Satpol PP Manado berhenti, tepatnya di Jangkar Sandar yang menjadi tempat perahu nelayan bersandar.

Di situ, anggota memantau apabila terdapat warga yang berkerumun berenang seperti bisanya atau pada waktu sebelum pandemi virus corona (Covid-19).

"Beberapa saat kemudian, didapati warga tergolong anak-anak muda dan anak-anak datang ke pantai itu. Mereka mengaku warga dari seberang kawasan Megamas atau warga kampung setempat yang akan berenang. Saat ditegur anggota untuk tidak berenang dan berkerumun, malah memanggil warga lainnya (orang-orang dewasa)," jelas Johanis.

Johanis kemudian turun dan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada warga tentang bahaya penularan Covid-19.

"Bahkan, saya menyampaikan bahwa saat ini Manado menjadi daerah tansmisi lokal. Artinya, saat ini telah terjadi penularan di wilayah Manado sendiri, bukan penularan dari daerah lain di luar Manado," jelasnya.

Penjelasan dan pemahaman yang disampaikan pihak Satpol PP tak dipedulikan warga.

"Ada satu warga menyampaikan 'kenapa Satpol PP tidak memperkenankan mereka berenang di laut, padahal laut itu obat. Sementara bandara tidak ditutup, tapi tetap dibuka oleh pemerintah, banyak orang dari luar membawa virus'," ujar Johanis mengutip pernyataan warga.

Johanis kemudian memberikan pemahaman kepada warga, bahwa urusan bandara bukan kewenangan mereka.

"Tapi, itu kewenangan pusat dan atau pemerintah provinsi. Tugas kami saat ini adalah membubarkan kerumunan warga, karena kami sayang kepada warga Kota Manado dan inginkan keselamatan semua warga," ujarnya.

Baca juga: Kabar Baik, Empat Pasien Positif Corona di DIY Sembuh

Saat itu, kata Johanis, terjadi perdebatan yang alot, karena ada salah satu warga tidak mau memahami dan mengerti penjelasan dan pemahaman yang disampaikan.

Johanis terus mengingatkan warga, sesuai instruksi Pemkot Manado, memintakan warga tidak berkerumun banyak orang dan menjaga jarak.

Tetapi yang bersangkutan tetap ngotot bahwa mereka tidak menyebarkan virus, melainkan orang yang datang dari luar Manado yang menularkan virus.

"Hingga mereka selesai berenang di laut, segera membubarkan diri masing-masing. Sejauh ini Satpol PP masih tetap bertindak santun, sabar dan humanis. Mengingat petunjuk dan perintah pimpinan untuk tetap bertindak persuasif," katanya.

Terkait pemahaman warga soal air laut bisa mencegah dan obat membunuh corona, Johanis mengaku, dirinya sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Manado, dr Ivan Sumenda.

"Kadis menegaskan tidak ada penelitian seperti itu," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com