Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Pulang ke Indonesia di Tengah Wabah Corona

Kompas.com - 10/04/2020, 09:20 WIB
Rachmawati

Editor

 

Mereka masuk melalui jalur-jalur tikus atau jalur tidak resmi yang biasa digunakan oleh penyelundup.

Para TKI ilegal tersebut dibawa menuju Kota Aek Kanopan, Kabupaten Labura untuk diperiksa lebih lanjut dan menjalani proses pemeriksaan kesehatan yang lebih intensif guna memastikan tidak membawa virus corona.

Sementara itu di Medan sebanyak 136 TKI dari Malaysia tiba di Lanud Soewondo, Kamis (9/4/2020) sore sekitar pukul 17.10 WIB.

Baca juga: Kepulangan TKI Melalui Kepri Diprediksi hingga Mendekati Lebaran

Mereka kemudian diangkut menggunakan 4 bus yang dikawal oleh petugas kepolisian dan PM AU untuk dikarantina di gedung eks Bandara Polania Medan selama 3-4 hari.

Komandan Lanud Soewondo Kolonel PNB Meka Yudanto mengatakan, mereka ini akan ditampung sementara untuk selanjutnya dijemput oleh Pemkab/Pemko asal TKI.

"Jadi di sini 3 sampai 4 hari," katanya dalam rekaman suara yang diterima Kamis (9/4/2020) sore.

Baca juga: Pemerintah Diminta Tanggung Pemulangan TKI dan ABK di Malaysia

Meka meminta agar para TKI tidak kabur karena selama karantina semua kebutuhn dipenuhi.

Mulai dari tempat tidur yang dilengkapi selimut, kipas angin, serta kebutuhan buang air disediakan.

Ada 10 WC yang disiapkan. Dengan begitu diharapkan, tidak ada TKI yang kabur selama masa karantina.

Baca juga: Nestapa TKI Ilegal Indonesia Bertahan Saat Lockdown di Malaysia: Tak Digaji sampai Terpaksa Makan Tikus

Ribuan WNI pulang kampung

Satgas Pengamanan Perbatasan RI – Malaysia Yonif Raider 600 Modang bersama tim kesehatan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memeriksa suhu tubuh di pintu masuk Pelabuhan Tunon Taka, Selasa (31/3/2020). Istimewa Satgas Pengamanan Perbatasan RI – Malaysia Yonif Raider 600 Modang bersama tim kesehatan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memeriksa suhu tubuh di pintu masuk Pelabuhan Tunon Taka, Selasa (31/3/2020).
Pada Maret 2020, sebanyak 6.486 WNI pulang ke Indonesia melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kalimantan Barat.

Kepala Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kalimantan Barat, Viktorius Dunan memastikan bahwa para WNI yang pulang dari Malaysia dipastikan tidak ada yang suspek Covid-19.

Menurut Vikrorius petugas meminta WNI yang baru pulang dari Malaysia melewari PLBN untuk mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir.

Barang bawaan para TKI yang disemprot disinfektan sebelum masuk Tanah Air.

Baca juga: Pulang dari Malaysia Lewat Jalur Tikus, 20 TKI Ilegal Diamankan di Sumatera Utara

Selain itu para WNI juga harus melewati beberapa proses lainnya seperti pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermal gun, wawancara tentang kondisi kesehatan.

Saat melewati pos, para WNI melakukan pencatatan identitas, tujuan perjalanan dalam kartu kewaspadaan kesehatan (HAC), serta pemeriksaan dokumen keimigrasian dan kepabeanan

Per 8 Maret 2020 sudah ada 40.429 WNI yang pulang dari empat pelabuhan di Malyasia yakni Pelabuhan Stulang Laut, Putri Harbour, Pasir Gudang, dan Kukup.

Baca juga: Pemprov Kaltara Minta Bantuan Pemerintah Pusat untuk Karantina TKI yang Pulang dari Malaysia

Mereka tujuan Pelabuhan batam dan Tanjung Balai Karimun.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyampaikan, sejak diberlakukannya MCO pada 18 Maret, setidaknya ada 500-700 WNI yang kembali melalui empat pelabuhan di Malaysia, yaitu Pelabuhan Stulang Laut, Putri Harbour, Pasir Gudang dan Kukup.

"Tim kita di Johor Baru setiap pagi memantau kepulangan WNI guna memastikan mereka aman dan mereka terlayani," kata Retno saat memberikan keterangan di Kantor Kemlu secara virtual, Kamis (9/4/2020).

Baca juga: Panglima TNI Kirim KRI untuk Jemput TKI yang Akan Pulang ke Indonesia

Tak hanya dari Malaysia dan Singapura. Sebanyak 5.986 WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di luar negeri terdaata telah kembali ke Tanah Air.

Para WNI Kembali karena kapal tempat mereka bekerja berhenti beroperasi akibat Covid-19.

Menurut Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi setidaknya ada 17.769 ABK WNI yang bekerja di 122 kapal pesiar yang terdampak penghentian operasi

"Penyebaran pandemik Covid-19 berpotensi menghentikan operasinya dan memulangkan ABK WNI ke Indonesia," kata Retno saat menyampaikan keterangan di Kantor Kemenlu secara virtual, Kamis (9/4/2020).

Baca juga: Telegram Kapolri soal Penanganan TKI yang Kembali, Ancaman Pidana bagi Pelanggar

Kepri risau, Kaltara minta bantuan

114 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) berasal dari dari Johor, Malaysia dideportasi ke tanah air melalui Batam, Selasa (24/3/2020)KOMPAS.COM/HADI MAULANA 114 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) berasal dari dari Johor, Malaysia dideportasi ke tanah air melalui Batam, Selasa (24/3/2020)
Plt Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) H Isdianto saat bertemu Presiden Jokowi menyampaikan kerisauannya dengan masuknya TKI dari Malaysia yang sampai 30 Maret 2020 berjumlah 33.000 orang.

Menurut Isdianto meteka masuk dari berbagai pintu baik Karimun maupun Batam.

Ia menyebut Pelabuhan Batam Centre menjadi salah satu pintu kepulangan TKI dari Johor Malaysia.

Selain itu, ada juga pelabuhan Sribintanpura Tanjungpinang dan Pelabuhan Karimun dari Kukup.

Baca juga: Polisi Aceh Perketat Wilayah Laut, Antisipasi TKI dari Malaysia

Dalam sehari, menurut Isdianto, terhitung ada 3.000 TKI dari Singapura dan Malaysia masuk melalui Kepri.

"Dikhawatirkan akan berdampak kurang baik bagi masyarakat Kepri itu sendiri. Bahkan saat ini masyarakat sudah resah di tengah krisis Covid-19 ini," kata dia, Rabu (2/4/2020).

Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) TS Arif Fadillah mengatakan, kepulangan para tenaga kerja Indonesia (TKI) melalui Kepri akan terus berlangsung hingga mendekati Idul Fitri pada Mei 2020.

Ia memprediksikan puncak kedatangan TKI ke Tanah Air melalui Kepri dimulai pada 17 Mei 2020.

Baca juga: Wapres Tanya Ridwan Kamil soal Antisipasi Kedatangan Orang Rantau dan TKI, Ini Jawabannya

Petugas KKP Teluk Nibung dan Polres Tanjung Balai memeriksa kesehatan 43 orang TKI dari Malaysia dan 4 ABK dari kapal tanpa nama yang diamankan di  perairan Tanjung Balai- Asahan pada Jumat (13/3/2020). Dari hasil pemeriksaan, semuanya dalam kondisi sehat dan diberi sertifikat bebas virus corona atau covid-19.Dok. Polres Tanjung Balai Petugas KKP Teluk Nibung dan Polres Tanjung Balai memeriksa kesehatan 43 orang TKI dari Malaysia dan 4 ABK dari kapal tanpa nama yang diamankan di perairan Tanjung Balai- Asahan pada Jumat (13/3/2020). Dari hasil pemeriksaan, semuanya dalam kondisi sehat dan diberi sertifikat bebas virus corona atau covid-19.
Arif mengatakan, pemulangan TKI dari luar negeri khususnya dari Malaysia sudah menjadi perhatian serius Pemprov Kepri.

Apalagi, TKI yang jumlahnya puluhan ribu datang dari negara yang sudah terpapar virus corona atau Covid-19.

“Kami serius tangani ini, karena kami takut para pekerja migran yang datang dari Malaysia ini sebelumnya telah terpapar virus corona. Tentunya kami akan berusaha maksimal melindungi warga Kepri, sehingga virus ini tidak berlanjut menyebar di sini,” kata Arif.

Baca juga: Cegah Penularan Covid-19 dari TKI, Gubernur Kaltara Surati Pejabat Malaysia Minta Deportasi Ditunda

Sementara itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengusulkan bantuan ke pemerintah pusat untuk mengarantina tenaga kerja Indonesia ( TKI) yang pulang dari Malaysia.

Saat ini pintu keluar masuk Sabah, Malaysia, terbesar melalui Kabupaten Nunukan.

Karena itu, pihaknya sedang menyiapkan skema karantina bagi TKI yang kembali dari Sabah guna menekan penyebaran Covid-19.

“Bapak Gubernur mengusulkan dibangunnya instalasi khusus karantina WNI yang pulang atau dipulangkan dari Malaysia," ungkap Karo Humas Pemprov Kaltim, Muhammad Mursid saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/4/2020).

Baca juga: TKI dan Pelajar dari Zona Merah Pulang Kampung, ODP Covid-19 di NTB Jadi 1.357 Orang

Sebanyak 39 TKI dari Malaysia dan 4 orang tekong/ABK diamankan Sat Reskrim Polres Tanjung Balai pada Jumat (13/3/2020). Hasil pemeriksaan menunjukkan semuanya dalam keadaan sehat.Dok. Polres Tanjung Balai Sebanyak 39 TKI dari Malaysia dan 4 orang tekong/ABK diamankan Sat Reskrim Polres Tanjung Balai pada Jumat (13/3/2020). Hasil pemeriksaan menunjukkan semuanya dalam keadaan sehat.
Mursid mengatakan usulan itu telah ditampung Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.

Dengan adaanya karantina khusu, menurut Mursid akan memudadhkan dan mengurangi beban pemerintah daerah untuk membiayai para TKI salam karantina.

Menurut dia, selain memfasilitasi tempat, pemda juga harus menyiapkan anggaran untuk makan minum selama dikarantina.

Baca juga: Mendagri Keluarkan Surat Edaran soal Pencegahan dan Penanganan Covid-19 bagi TKI, Begini Bunyinya

"Ini cukup memberatkan. Makanya usulannya agar sharing, dari pemkab, pemprov dan pemerintah pusat untuk pendanaannya," jelas dia.

Setelah 14 hari karantina dan dinyatakan sehat, maka mereka bisa kembali ke kampung halaman. Jika terpapar makan akan segera ditangan medis.

Tercatat, hingga 30 Maret jumlah TKI dari Tawau, Sabah, Malaysia yang masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Nunukan, Kaltara, mencapai 800 orang.

Baca juga: 68 TKI dari Singapura Tiba di Sumsel, Dikarantina di Wisma Atlet Jakabaring

Dari jumlah itu, sekitar 200 orang telah kembali ke daerah asal ke Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur dan daerah lainnya.

Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Irianto Lambrie, mengirim surat ke Ketua Menteri Sabah, Malaysia, melalui Konsulat Jenderal Indonesia di Kota Kinabalu dan Tawau pertengahan Maret 2020.

Surat tersebut meminta agar Menteri Sabah menunda pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Nunukan, Kaltara, guna mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.

Baca juga: Wapres: Disiapkan Dana Bahan Pokok untuk TKI di Malaysia yang Terdampak Lockdown

114 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) berasal dari dari Johor, Malaysia dideportasi ke tanah air melalui Batam, Selasa (24/3/2020)KOMPAS.COM/HADI MAULANA 114 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) berasal dari dari Johor, Malaysia dideportasi ke tanah air melalui Batam, Selasa (24/3/2020)
Saat itu gubernur mendapatkan informasi dari Bupati Nunukan bahwa ada 866 TKI di Nunukan dinyatakan sebagai ODP.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara khawatir ada gelombang pemulangan TKI yang berpotensi membuat Pemerintah Kabupaten Nunukan kewalahan.

Selain itu, ada kekhawatiran lain banyak TKI yang pulang melewati jalur-jalur ilegal di Kabupaten Nunukan yang bisa berpotensi membawa wabah Covid-19 dari Malaysia.

“Karena mereka tidak melapor ke petugas, tidak melakukan isolasi mandiri, dan tidak melaksanakan physical distancing,” jelasnya.

Baca juga: Plt Gubernur Kepri Lega Keluhannya soal TKI Direspons Presiden Jokowi

Sementara di Aceh Timur, tim Polsek Madat memperketat pengawasan jalur laut untuk mengantisipasi kepulangan tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia.

Biasanya, TKI memilih pulang melalui jalur laut, karena berangkat tanpa dokumen keimigrasian dari Malaysia.

Kapolsek Madat Ipda Lutfi Arinugraha Pratama menyebutkan, polisi menyisir pinggiran pantai hingga payau yang terhubung ke laut.

Baca juga: 180 Kamar Rusunawa Rejosari Jadi Tempat Karantina TKI Malaysia

Petugas KKP Teluk Nibung dan Polres Tanjung Balai memeriksa kesehatan 43 orang TKI dari Malaysia dan 4 ABK dari kapal tanpa nama yang diamankan di  perairan Tanjung Balai- Asahan pada Jumat (13/3/2020). Dari hasil pemeriksaan, semuanya dalam kondisi sehat dan diberi sertifikat bebas virus corona atau covid-19.Dok. Polres Tanjung Balai Petugas KKP Teluk Nibung dan Polres Tanjung Balai memeriksa kesehatan 43 orang TKI dari Malaysia dan 4 ABK dari kapal tanpa nama yang diamankan di perairan Tanjung Balai- Asahan pada Jumat (13/3/2020). Dari hasil pemeriksaan, semuanya dalam kondisi sehat dan diberi sertifikat bebas virus corona atau covid-19.
Di daerah tersebut ada 4 desa yang memiliki pelabuhan kecil, yaitu Desa Abeuk Geulanteu, Desa Lueng Peut, Desa Lueng Sa dan Desa Meunasah Asan, Kecamatan Madat, Aceh Timur.

“Biasaya mereka pulang itu lewat pelabuhan kecil, kami sebut pelabuhan tikus. Maka kita perketat. Tujuannya, agar kita deteksi dan ini untuk kenyamanan semua. Begitu kita temukan, kita bawa ke tim medis terus untuk karantina,” kata Lutfi saat dihubungi, Minggu (5/4/2020).

Penyisiran kawasan pantai dilakukan jug untuk mempersempit ruang gerak penyelundupan barang ilegal ke Aceh.

Baca juga: 22 TKI Nekat Masuk Melalui Jalur Ilegal, Dikarantina di Rusun BP Batam

Dikhawatirkan, wabah virus corona dimanfaatkan pelaku kriminal untuk menyelundupkan narkoba, dan barang ilegal lainnya ke kawasan itu.

“Maka kami ajak semua masyarakat yang baru pulang dari Malaysia itu, harap melapor ke Gugus Tugas Covid-19, agar mudah dideteksi. Jika ada gejala mudah diobati,” kata Lutfi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Aji YK Putra, Achmad Nasrudin Yahya, Dewantoro, Dian Erika Nugraheny, Dani Prabowo, Hadi Maulana, Zakarias Demon Daton, Masriadi | Editor: Aprillia Ika, Diamanty Meiliana, Abba Gabrillin, Bayu Galih, Icha Rastika, Krisiandi, Farid Assifa, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com