Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Kompleks Pertokoan di Jember Ambruk, Diduga Fondasi Terkikis Aliran Sungai hingga Pemkab Dianggap Lalai

Kompas.com - 03/03/2020, 05:45 WIB
Setyo Puji

Editor

Karena itu, ia mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar sungai tersebut untuk lebih waspada.

Mengingat karena faktor cuaca bisa menyebabkan debit air kembali meningkat di wilayah Jember dan sekitarnya.

Baca juga: Pertokoan Jompo Jember Ambruk, Bupati Tetapkan Status Kebencanaan

3. Sebabkan saluran pipa PDAM bocor

Akibat amblasnya jalan tersebut, selain menyebabkan sejumlah bangunan toko roboh juga menyebabkan pipa PDAM bocor.

Akibat kondisi itu, sekitar ribuan pelanggan akan terganggu pasokan airnya.

“Ini menimbulkan sekitar 3.000 pelanggan PDAM terganggu alirannya. Kami minta maaf atas ketidaknyamanan ini,” kata Dirut PDAM Ady Setiawan kepadda Kompas.com di lokasi, Senin (2/3/2020).

Menyikapi kebocoran itu, pihaknya langsung menerjunkan tim untuk melakukan perbaikan.

“Kami akan sambung dulu kebocoran yang ada dengan teknik yang kami miliki,” ucap Ady.

Baca juga: Pemkab Jember Sudah Diingatkan soal Potensi Amblesnya Pertokoan Jompo

4. Pemkab Jember dianggap lalai

Ambruknya pertokoan jompo di Kabupaten Jember berdampak pada saluran pipa PDAM  KOMPAS.COM/BAGUS SUPRIADI Ambruknya pertokoan jompo di Kabupaten Jember berdampak pada saluran pipa PDAM

Musibah ambruknya pertokoan yang berlokasi di Jalan Sultan Agung, Kecamatan Kaliwates, Jember, dianggap DPRD setempat karena adanya kelalaian dari pihak Pemkab.

Ketua Komisi C DPRD Jember David Handoko Seto mengatakan, sebelum adanya musibah itu DPRD Jember sudah memberikan peringatan kepada Pemkab.

Hanya saja, peringatan yang disampaikan itu tidak pernah diindahkan. Bahkan,  Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait tidak pernah hadir saat diundang.

“Kalau sekarang ditetapkan status bencana, telat namanya. Memang bencana iya, tapi telat penetapannya,” ujar David.

Sementara itu, anggota komisi B DPRD Nyoman Aribowo menegaskan bahwa musibah itu akibat dari Pemkab Jember yang dianggap teledor dan lalai.

“Kami anggap ini bukan bencana, tapi keteledoran, kelalaian,” jelas dia.

Pasalnya, sebelumnya sudah ada kesepakatan untuk dilakukan perbaikan dengan dana dari pusat. Namun, hal itu tidak segera direalisasikan hingga bangunan itu roboh.

Penulis : Bagus Supriadi, Devina Halim | Editor : David Oliver Purba, Dheri Agriesta, Kristian Erdianto

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com