ENDE, KOMPAS.com - Lima tahun telah berlalu sejak sebuah pohon kelapa menimpa pinggang Firmus Du (36) yang sedang bekerja, memotong batang kayu menjadi balok. Firmus lumpuh karena peristiwa itu.
Pria asal Lio Buto, Desa Detuwulu, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, NTT, itu tak pernah menyangka nasib buruk menimpanya saat bekerja.
Ketika asik memotong batang kayu menjadi balok, pohon kelapa yang berada di belakangnya tumbang dan menghantam punggung dan pinggangnya.
Saat itu, Firmus tak lagi merasakan pinggang dan kakinya.
"Jatuh langsung kena di saya punya punggung, saya sementara pegang chainsaw (mesin gergaji pemotong kayu)," kata Firmus kepada Kompas.com di rumahnya, Kamis (27/2/2020).
Baca juga: Pemkot Surabaya Tingkatkan Sosialisasi Virus Corona, Ini Alasannya
Firmus masih sadar saat pohon kelapa itu menimpanya. Ia langsung teringat istri dan anaknya. Ia panik, pinggang dan kakinya seolah tak berada di tempatnya.
Pria 36 tahun itu meraba pinggang dan kakinya, semua masih berada di situ. Ia mencoba berdiri, tapi tak bisa bergerak.
Usai insiden itu, Firmus dirawat di kampung istrinya, Bernadeta, di Kedoboro. Selama 10 bulan menjalani perawatan, kondisinya tak kunjung membaik.
Mereka pun mencari pengobatan lain di Kecamatan Maurole yang berjarak belasan kilometer dari Desa Detuwulu. Mereka memulai pengobatan itu sejak pertengahan Oktober 2015.
“Pohon kelapa itu tidak cukup kuat membunuh saya. Apalagi situasi ketiadaan uang. Lebih tidak berdaya lagi menggoyahkan kami sekeluarga,” kata Firmus dengan mata berkaca-kaca di atas kursi rodanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.