“Cukup hanya untuk beli kopi dan gula," kata dia.
Daun kelapa itu didapatkan dari belas kasihan warga sekitar. Jika musim kelapa tiba, sang istri mendatangi pemilik kelapa dan meminta daunnya.
Warga sekitar mengerti dengan keadaan keluarga Firmus.
Selain membuat sapu lidi, Firmus dan istri juga memecah batu. Sang istri mendorong kursi roda Firmus menuju pantai yang berjarak sekitar 200 meter dari kos mereka setiap hari.
Sang istri membaringkan Firmus di sebuah bale-bale setinggi setengah meter yang telah berada di pinggir pantai. Dalam posisi telungkup, ia memecahkan batu sepanjang hari.
“Malam hari kan, ombak membawa batu-batu itu ke pinggir pantai. Pagi harinya istri saya mengumpulkan batu-batu itu dan saya bertugas memecahkannya. Kami kumpulkan saja dulu pecahan batunya, siapa tahu ada orang yang datang beli," ungkap Firmus.
Awalnya, hanya istri Firmus yang bekerja memecah batu di pantai. Bernadeta, melakukan hal itu setelah melihat tetangganya.
Suatu hari, melalui celah dinding kamar, Firmus melihat tangan istrinya berdarah terkena hantaman pemukul saat memecah batu.
"Saat itu air mata saya jatuh," ucap Firmus sambil mengusap air matanya.
Keesokan harinya, Firmus meminta sang istri menggendongnya ke pinggir pantai dan membaringkannya di atas bale-bale bambu.
Saat itu, Firmus belum punya kursi roda.
"Sudah lima tahun saya alami patah pinggang. Selama lima tahun ini pula kami menggantungkan hidup pada uang hasil memecahkan batu dan membuat sapu lidi. Dari hasil jual sapu lidi dan batu, kami bisa beli beras untuk makan," tutur Firmus.
Firmus dan istrinya memiliki tiga anak, Olga (12), Jojon (8), dan Novia (6). Saat ini, Olga sedang bersekolah di sekolah dasar.
Karena keadaan ekonomi yang memburuk, Olga dan Novia dititipkan kepada keluarga besarnya di Detuwulu. Hanya Jojon yang tinggal bersama mereka.
“Mereka yang membuat kami selalu punya semangat hidup,” ujar Firmus yang diamini Bernadeta.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.