Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Supriyatno Kehilangan Rumah, Istri, dan Terserang Stroke Sesudah Ada Larangan Ekspor Terumbu Karang

Kompas.com - 02/03/2020, 06:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - "Sesudah ada larangan, saya kehilangan segalanya," kata Agus Joko Supriyatno. "Saya kehilangan rumah, istri dan kesehatan saya."

Selama bertahun-tahun, pria berumur 52 tahun ini membudidayakan terumbu karang yang berkelanjutan di Nusa Lembongan, pulau kecil dekat Bali.

Tahun 2018 pemerintah Indonesia melarang ekspor terumbu karang guna menghentikan panen terumbu karang liar secara ilegal.

Bersamanya, ribuan budi daya terumbu karang yang berkelanjutan turut runtuh.

Baca juga: Kelestarian Ekosistem Terumbu Karang Terancam Rusak, Ini Penyebabnya

Supriyatno memasok ratusan potong terumbu karang per minggu ke toko di Eropa dan China, untuk dipakai sebagai hiasan akuarium.

Namun budi daya bawah airnya ini tutup, dan ia kini menderita stroke, yang menurutnya disebabkan oleh stres.

Kini ia dan banyak lainnya berharap bisa mendapatkan penghidupannya kembali setelah Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mencabut larangan itu awal Januari.

Baca juga: 4 Kapal Wisata yang Merusak Terumbu Karang Raja Ampat

Namun para pegiat lingkungan khawatir tanpa adanya larangan menyeluruh akan memunculkan kembali panen liar, karena terumbu karang liar dan hasil budi daya sulit dibedakan.

Terumbu karang adalah makhluk hidup, hewan tanpa tulang belakang yang hidup dalam koloni yang kompak.

Mereka bisa berasal dari alam liar atau dipelihara di pertanian bawah laut seperti pertanian milik Supriyatno.

Baca juga: Alasan Konservasi Tak Berkelanjutan Momok bagi Terumbu Karang

Supriyatno menanam terumbu karang secara berkelanjutan di dasar laut Nathalie Bertrams Supriyatno menanam terumbu karang secara berkelanjutan di dasar laut
Sebelum ada larangan, mengeskpor terumbu karang sah saja, dan Indonesia menjadi pemasok terbesar dunia yaitu 70% dari keseluruhan terumbu karang yang nilainya antara £13-15 miliar di pasar akuarium global.

Tahun 2018 menteri Susi Pudjiastuti ketika itu menganggap perlu ada langkah tegas untuk mengehentikan penangkapan ikan oleh nelayan asing.

Ia juga beranggapan sulit membedakan terumbu karang liar dan hasil budi daya.

Kemudian akhirnya dikeluarkanlah aturan untuk melarang segala jenis ekspor terumbu karang.

Baca juga: Klarifikasi Yayasan Terumbu Rupa tentang Karang Rusak di Pantai Jikomalamo

Menurut satu perkiraan, langkah ini menyebabkan sekitar 12.000 orang di seluruh Indonesia kehilangan pekerjaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Dorong Pemberdayaan Zakat dan Masyarakat area Malang, Dompet Dhuafa Ciptakan Minuman dari Lidah Buaya

Dorong Pemberdayaan Zakat dan Masyarakat area Malang, Dompet Dhuafa Ciptakan Minuman dari Lidah Buaya

Regional
Hadir di Acara Penutupan Discover North Sulawesi, Puan Terkesan Keramahan Masyarakat Sulut

Hadir di Acara Penutupan Discover North Sulawesi, Puan Terkesan Keramahan Masyarakat Sulut

Regional
Hadiri IGA 2023, Mbak Ita Paparkan 2 Program Inovasi Unggulan Pemkot Semarang

Hadiri IGA 2023, Mbak Ita Paparkan 2 Program Inovasi Unggulan Pemkot Semarang

Regional
Pikirkan Anak-anak Melayu Rempang!

Pikirkan Anak-anak Melayu Rempang!

Regional
Mas Dhito Berharap Kampung Lukis Ruslan Lahirkan Bibit-bibit Pelukis di Kabupaten Kediri

Mas Dhito Berharap Kampung Lukis Ruslan Lahirkan Bibit-bibit Pelukis di Kabupaten Kediri

Regional
Pemkab Kediri Kawal Persiapan Bandara Dhoho, Mulai dari Pembebasan Lahan Jalan hingga Site Development

Pemkab Kediri Kawal Persiapan Bandara Dhoho, Mulai dari Pembebasan Lahan Jalan hingga Site Development

Regional
Terima Kunjungan JKONE, Bupati Jembrana Kenalkan Sentra Tenun

Terima Kunjungan JKONE, Bupati Jembrana Kenalkan Sentra Tenun

Regional
22 Klub Sepak Bola Antarpelajar SMA Rebutkan Piala Bupati HST

22 Klub Sepak Bola Antarpelajar SMA Rebutkan Piala Bupati HST

Regional
Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Regional
Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Regional
DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

Regional
GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

Regional
Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Regional
Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Regional
Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com