NEWS
Salin Artikel

Kisah Pilu Firmus Du, 5 Tahun Lumpuh dan Jadi Pemecah Batu untuk Nafkahi Keluarga

Pria asal Lio Buto, Desa Detuwulu, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, NTT, itu tak pernah menyangka nasib buruk menimpanya saat bekerja.

Ketika asik memotong batang kayu menjadi balok, pohon kelapa yang berada di belakangnya tumbang dan menghantam punggung dan pinggangnya.

Saat itu, Firmus tak lagi merasakan pinggang dan kakinya.

"Jatuh langsung kena di saya punya punggung, saya sementara pegang chainsaw (mesin gergaji pemotong kayu)," kata Firmus kepada Kompas.com di rumahnya, Kamis (27/2/2020).

Firmus masih sadar saat pohon kelapa itu menimpanya. Ia langsung teringat istri dan anaknya. Ia panik, pinggang dan kakinya seolah tak berada di tempatnya.

Pria 36 tahun itu meraba pinggang dan kakinya, semua masih berada di situ. Ia mencoba berdiri, tapi tak bisa bergerak.

Usai insiden itu, Firmus dirawat di kampung istrinya, Bernadeta, di Kedoboro. Selama 10 bulan menjalani perawatan, kondisinya tak kunjung membaik.

Mereka pun mencari pengobatan lain di Kecamatan Maurole yang berjarak belasan kilometer dari Desa Detuwulu. Mereka memulai pengobatan itu sejak pertengahan Oktober 2015.

“Pohon kelapa itu tidak cukup kuat membunuh saya. Apalagi situasi ketiadaan uang. Lebih tidak berdaya lagi menggoyahkan kami sekeluarga,” kata Firmus dengan mata berkaca-kaca di atas kursi rodanya.

Firmus dan keluarga menyewa sebuah kamar indekos di Maurole. Kamar yang berukuran 3x4 meter itu berlantai pasir laut dan berdinding belahan bambu.

Saat itu mereka tidak memiliki pendapatan, kecuali kiriman uang orangtua Firmus dan keluarga Bernadeta. 

Untuk mendapatkan uang, Firmus dan istrinya mengumpulkan daun kelapa kering untuk dijadikan sapu lidi.

Firmus dan istri berbagi tugas. Sang istri mengumpulkan daun kelapa kering, sedangkan Firmus membersihkan dan membuat sapu lidi.

Sapu itu dijual di kios-kios kecil Maurole seharga Rp 8.000 per ikat. Uang yang dihasilkan saat itu tak cukup menghidupi keluarga kecilnya.

“Cukup hanya untuk beli kopi dan gula," kata dia.

Daun kelapa itu didapatkan dari belas kasihan warga sekitar. Jika musim kelapa tiba, sang istri mendatangi pemilik kelapa dan meminta daunnya.

Warga sekitar mengerti dengan keadaan keluarga Firmus.

Selain membuat sapu lidi, Firmus dan istri juga memecah batu. Sang istri mendorong kursi roda Firmus menuju pantai yang berjarak sekitar 200 meter dari kos mereka setiap hari.

Sang istri membaringkan Firmus di sebuah bale-bale setinggi setengah meter yang telah berada di pinggir pantai. Dalam posisi telungkup, ia memecahkan batu sepanjang hari.

“Malam hari kan, ombak membawa batu-batu itu ke pinggir pantai. Pagi harinya istri saya mengumpulkan batu-batu itu dan saya bertugas memecahkannya. Kami kumpulkan saja dulu pecahan batunya, siapa tahu ada orang yang datang beli," ungkap Firmus.

Awalnya, hanya istri Firmus yang bekerja memecah batu di pantai. Bernadeta, melakukan hal itu setelah melihat tetangganya.

Suatu hari, melalui celah dinding kamar, Firmus melihat tangan istrinya berdarah terkena hantaman pemukul saat memecah batu.

"Saat itu air mata saya jatuh," ucap Firmus sambil mengusap air matanya. 

Keesokan harinya, Firmus meminta sang istri menggendongnya ke pinggir pantai dan membaringkannya di atas bale-bale bambu.

Saat itu, Firmus belum punya kursi roda.

"Sudah lima tahun saya alami patah pinggang. Selama lima tahun ini pula kami menggantungkan hidup pada uang hasil memecahkan batu dan membuat sapu lidi. Dari hasil jual sapu lidi dan batu, kami bisa beli beras untuk makan," tutur Firmus. 

Firmus dan istrinya memiliki tiga anak, Olga (12), Jojon (8), dan Novia (6). Saat ini, Olga sedang bersekolah di sekolah dasar.

Karena keadaan ekonomi yang memburuk, Olga dan Novia dititipkan kepada keluarga besarnya di Detuwulu. Hanya Jojon yang tinggal bersama mereka.

“Mereka yang membuat kami selalu punya semangat hidup,” ujar Firmus yang diamini Bernadeta. 

https://regional.kompas.com/read/2020/03/02/08315401/kisah-pilu-firmus-du-5-tahun-lumpuh-dan-jadi-pemecah-batu-untuk-nafkahi

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Masyarakat Respons Positif Program Penanganan Banjir Walkot Semarang

Masyarakat Respons Positif Program Penanganan Banjir Walkot Semarang

Regional
Perayaan HUT Ke-59 Provinsi Sulut, Begini Pesan Gubernur Olly

Perayaan HUT Ke-59 Provinsi Sulut, Begini Pesan Gubernur Olly

Regional
Harmoni Budaya dan Agama di Banyuwangi Jadi Inspirasi Indonesia

Harmoni Budaya dan Agama di Banyuwangi Jadi Inspirasi Indonesia

Regional
Sejumlah Pencapaian Bupati Zaki: Perbaikan Sanitasi di 1.000 Sekolah hingga Berantas Kawasan Kumuh

Sejumlah Pencapaian Bupati Zaki: Perbaikan Sanitasi di 1.000 Sekolah hingga Berantas Kawasan Kumuh

Regional
Tingkatkan Layanan Kesehatan di Blora, Mas Arief Minta RSUD dan Puskesmas Buka Kanal Aduan untuk Masyarakat

Tingkatkan Layanan Kesehatan di Blora, Mas Arief Minta RSUD dan Puskesmas Buka Kanal Aduan untuk Masyarakat

Regional
Ranperda APBD 2023 Blora Telah Disetujui, Bupati Arief: Semoga Pembangunan Berjalan Lancar

Ranperda APBD 2023 Blora Telah Disetujui, Bupati Arief: Semoga Pembangunan Berjalan Lancar

Regional
Perkuat Ketahanan Pangan, Pemprov Sulsel Gandeng GGP Lampung Kembangkan Budi Daya Tanaman Pisang

Perkuat Ketahanan Pangan, Pemprov Sulsel Gandeng GGP Lampung Kembangkan Budi Daya Tanaman Pisang

Regional
Bangun 29 Stadion Mini di Kabupaten Tangerang, Bang Zaki: Sarana Olahraga Itu Penting

Bangun 29 Stadion Mini di Kabupaten Tangerang, Bang Zaki: Sarana Olahraga Itu Penting

Regional
Miliki Banyak Prestasi dan Inovasi, Gubernur Olly Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari Unsrat

Miliki Banyak Prestasi dan Inovasi, Gubernur Olly Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari Unsrat

Regional
Persiapan KPU Sumba Timur Jelang Pemilu 2024, Siapkan 5.656 KPPS dan Aplikasi Identifikasi

Persiapan KPU Sumba Timur Jelang Pemilu 2024, Siapkan 5.656 KPPS dan Aplikasi Identifikasi

Regional
Bobby Nasution Harap Pujakesuma Sumut Ikut Andil Wujudkan Program Pembangunan di Kota Medan

Bobby Nasution Harap Pujakesuma Sumut Ikut Andil Wujudkan Program Pembangunan di Kota Medan

Regional
Bang Zaki Sebut Pesisir Kabupaten Tangerang Berpotensi Jadi Hutan Mangrove

Bang Zaki Sebut Pesisir Kabupaten Tangerang Berpotensi Jadi Hutan Mangrove

Regional
Dilantik Jadi Pj Bupati Tapin, Syarifuddin Siap Lanjutkan Program Prioritas

Dilantik Jadi Pj Bupati Tapin, Syarifuddin Siap Lanjutkan Program Prioritas

Regional
Bupati Arief Rohman Bertekad Kuat Kembangkan Pertanian Tembakau di Blora

Bupati Arief Rohman Bertekad Kuat Kembangkan Pertanian Tembakau di Blora

Regional
Sumba Timur Kaya akan Potensi Wisata, Pemerintah Berdayakan Komunitas Lokal dan Pengembangan Berkelanjutan

Sumba Timur Kaya akan Potensi Wisata, Pemerintah Berdayakan Komunitas Lokal dan Pengembangan Berkelanjutan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke