Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyaris Putus Akibat Tanah Bergerak, Jalan Provinsi di Sukabumi Dipindahkan

Kompas.com - 19/02/2020, 06:30 WIB
Budiyanto ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

''Kalau kewenangan saya, saya selesaikan. Mengapa harus mempersulit, jalan ini untuk rakyat, untuk kepentingan umum,'' kata dia.

Tunggu lelang

Kepala Sub Unit Pengelolaan (SUP) III Sukabumi-Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Jawa Barat, Wisnu Sanjaya menuturkan, terhentinya cut and fill pembangunan pembukaan jalan baru karena ada prosedur yang harus dilalui.

''Karena di pemerintahan ada prosedur yang harus dilalui, seperti perizinan. Kita kan tidak bisa membangun begitu saja, kita harus sampai yang punya tempat mengizinkan,'' tutur Wisnu kepada Kompas.com saat meninjau jalan nyaris putus di Kampung Gunungbatu, Senin (17/2/2020).

''Perizinan sudah ada dari perkebunan, Perum Perhutani sedang proses pengurusan. Tapi kebetulan saya bukan yang mengurus perizinan, saya hanya yang mengontrol di lapangan,'' sambung dia.

Mengenai pembangunan jalan baru dilanjutkan, dia mengatakan masih menunggu proses lelang oleh Pemprov Jawa Barat yang dijadwalkan antara Februari hingga Maret 2020.

Sedangkan pelaksanaan pengerjaan bisa dimulai April 2020 mendatang.

''Sekarang proses lelang Februari hingga Maret. Insya Allah sekitar April mulai pelaksaanan pembangunannya,'' kata Wisnu.

Diberitakan sebelumnya, ruas jalan Sukabumi-Nyalindung-Sagaranten di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sementara tidak bisa dilintasi kendaraan, Minggu (16/2/2020). 

Di ruas jalan provinsi ini kembali ditemukan retakan. Lokasinya berada di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung.

Sebelumnya, kampung tersebut mengalami bencana tanah bergerak pada April 2019.

Rekomendasi Badan Geologi

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Bandung menyatakan, tanah di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, masih berpotensi bergerak.

"Daerah ini masih berpotensi untuk bergerak, terutama longsoran tipe lambat berupa rayapan, retakan, dan amblasan terutama pada waktu terjadi hujan lebat dalam waktu lama," kata Kepala PVMBG Kasbani dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (10/5/2019).

"Permukiman yang terkena dampak gerakan tanah, terutama yang berada pada zona terdampak gerakan tanah, terancam keselamatan jiwa dan harta bendanya," sambung dia.

Baca juga: Tanah Bergerak di Sukabumi Masih Berpotensi Terjadi, Ini Imbauan PVMBG

Rekomendasi lainnya adalah memperbaiki jalan provinsi dengan konstruksi beton dan membuat pelebaran jalan dengan pemotongan lereng yang mengikuti kaidah keteknikan agar menjauhi lereng terjal.

"Jika gerakan tanah di kawasan jalan terus menerus aktif, maka sebaiknya jalan dipindahkan ke tempat yang lebih aman," kata Kasbani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com