Sementara itu, Kerajaan Kutai Martapura yang dulu berpusat di Muara Kaman tidak dihidupkan kembali.
Alasannya, eksistensi kerajaan ini sudah diunifikasi ke dalam Kerajaan Kutai Kertanegara.
Alasan lain, tidak ada sumber sejarah yang valid mengenai silsilah dari keturunan Raja Dermasatia.
"Seandainya pun pada masa kini ada yang mengklaim punya catatan akurat tentang silsilah keturunan Dermasatia, maka ia tetap tidak bisa dinobatkan sebagai raja Kutai Martapura yang baru," terang Sarip.
"Jika Kutai Martapura diaktifkan, maka akan ada dualisme raja dalam wilayah adat yang beririsan," sambungnya.
Baca juga: Kerajaan Nusantara Minta Polisi Usut Tuntas Kemunculan Raja-raja Gadungan
Karena Kerajaan Kutai Martapura tidak bisa dihidupkan kembali, sama halnya dengan Kerajaan Singasari, Majapahit, Demak, dan lain-lain yang runtuh karena agresi militer atau aneksasi kerajaan lain.
"Kedudukannya sudah di bawah Kesultanan Kutai Kertanegara. Ia mesti berkhidmat pada Sultan Kutai masa kini," tutur Sarip.