Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jihan, Bocah 11 Tahun Tinggalkan Sekolah Demi Rawat Ibu yang Kanker dan 4 Adiknya

Kompas.com - 05/02/2020, 05:51 WIB
Kiki Andi Pati,
Khairina

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com - Jihan Khaila, bocah perempuan umur 11 tahun warga Kelurahan Watubangga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) harus merelakan  masa kecilnya dengan merawat ibunya, Wa Ode Nuraini (37) dan empat adik-adiknya yang masih kecil.

Seorang diri, ia dengan sabar merawat ibunya yang telah divonis dokter mengidap penyakit kanker hati stadium 4.

Nuraini, ibu enam anak, terbaring lemas di rumah permanen berukuran tipe 36 di lingkungan pesantren di kawasan home base, Baruga, jaraknya kurang 2 kilometer dari jalan poros Bandara Halu Oleo.

Baca juga: Cita-cita Bocah Usia 13 Tahun Ini untuk Jadi Pemain Bola Pupus, Kakinya Diamputasi

Sejak sepekan lalu, Jihan tak pernah lagi bersentuhan dengan pulpen dan kertas.

Anak perempuan itu tak lagi kembali ke sekolah di salah satu madrasah ibtidaiyah swasta di Kota Kendari.

Jihan terpaksa merelakan waktu bermain dengan teman-teman sebayanya, demi terus berada di sisi ibunya.

Jihan dan Nuraini kini bertukar peran. Anak yang pendiam itu menjadi ibu bagi tiga adiknya yakni Hanna (8), Humairah (6), Ayub (5) dan seorang adik bungsunya yang masih bayi.

Segala urusan di dalam rumah diatur oleh Jihan.

"Masak nasi untuk ibu makan, masak air untuk ibu mandi. Tapi ibu mandi sendiri. Mencuci pakaian adik, membersihkan dalam rumah, semuanya saya," tutur Jihan sambil memalingkan muka, malu-malu.

Demi kasih sayang ke ibunya, ia kerap menyuapi Nuraini, kala sang ibu tak bisa duduk, nyeri di bagian perut datang menyerang.

Dengan senang hati Jihan melayani ibunya, menyuapi nasi dan lauk pemberian tetangga. Dengan sabar, ia menunggu makanan habis dikunyah.

Nyeri di tubuh Nuraini kadang kambuh, rasanya seperti kesetrum. Jihan dengan sabar menjadi tukang urut dadakan.

Apalagi, jika sakit datang pada malam hari, ibunya mau tidak harus membangunkan anak sulungnya itu.

Jihan berupaya menjadi tukang urut yang ahli, menaruh jari mungilnya di titik sakit kesetrum menyerang sang ibu.

"Saya kasih bangun, lalu saya minta diurutkan, meski tidak kuat memijat, tapi pelan-pelan sakitnya hilang, perih sekali seperti disetrum," keluh Nuraini lirih.

Baca juga: Kisah Putri Bocah 7 Tahun Penderita Megakolon, Operasi 7 Kali, Ditinggal Ayah Pergi

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com