Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Putri Bocah 7 Tahun Penderita Megakolon, Operasi 7 Kali, Ditinggal Ayah Pergi

Kompas.com - 28/01/2020, 06:43 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi

TEGAL,KOMPAS.com - Nasib kurang beruntung dialami Putri Nurfadila (7), penderita megakolon, anak semata wayang Rokilah (41) warga RT 1 RW 1, Kelurahan Kaligangsa, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, Jawa Tengah.

Meski sudah menjalani operasi 7 kali, siswa kelas 1 SD ini tetap harus menggunakan obat agar bisa buang air besar (BAB).

Keterbatasan biaya membuat operasinya tak kembali dilanjutkan. Stok obatnya pun tak selalu cukup.

Baca juga: Kisah Suami Tunanetra di Pedalaman Flores Setia Rawat Istri dan Anak yang Derita Gangguan Jiwa

Putri menderita megakolon atau pelebaran/pembesaran abnormal pada usus besar atau kolon sejak lahir. Anusnya tertutup usus. Alhasil, terjadi penyumbatan tak bisa BAB normal.

Saat ini, berat tubuhnya hanya 14 kilogram. Nafsu makannya tak pernah naik. Ia juga kerap mengeluh sakit perut.

Saat ditemui Kompas.com, Senin (27/1/2020), Rokilah berbagi cerita. Didampingi Putri dan Ketua RT, Munaroh. Rokilah anaknya saat ini menumpang di rumah kerabatnya.

Lebih menyedihkan lagi, Rokilah yang hanya hidup mengandalkan uluran tangan kerabatnya divonis oleh dokter mengidap kanker rahim sejak sebulan lalu.

Sementara ayah Putri, Masarohman yang sebelumnya bekerja sebagai tukang bangunan pergi tak ada kabar sejak 2 tahun belakangan.

Atas kondisi itu, Rokilah sebenarnya mengaku sudah pasrah. Meski harapan anaknya untuk sembuh total masih ada.

"Saking fokusnya ke Putri, sampai saya tidak merasa kalau rahim saya divonis kanker. Harapan saya, anak saya bisa sembuh total dan bisa hidup normal," kata Rokilah, Senin (27/1/2020).

Menurut Rokilah, seminggu sekali ia harus menebus obat fleet enema. Sejenis obat yang digunakan untuk membantu mengobati sulit BAB.

"Satu botol itu harganya Rp 140.000. Bisa dipakai dua kali untuk dua kali BAB," kata Rokilah.


Baca juga: Rambut 2 Meter yang Jadi Sarang Tikus Dipotong, Sukiyah Mulai Komunikasi

Karena tak memiliki biaya, Putri pun hanya bisa BAB seminggu dua kali. Hal itu terpaksa dilakukan oleh Rokilah.

"Kalau uangnya ada ya inginnya sehari sekali bisa BAB. Tapi benar-benar tak mampu," kata Rokilah.

Rokilah menjelaskan, sejak Putri lahir 2003, saat diperiksakan oleh dokter didiagnosa menderita megakolon, berbagai upaya pengobatan sudah dilakukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com