PALANGKARAYA, KOMPAS.com – Sempat dinyatakan postif terjangkit bakteri Methicilin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA), tujuh tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah Soemarno Kapuas, Kalimantan Tengah, dinyatakan negatif MRSA, Selasa (4/2/2020).
Hal itu diketahui setelah tenaga medis yang terdiri dari 3 dokter dan 4 perawat itu menjalani perawatan secara intensif disertai dengan dekolonisasi bakteri.
Dekolonisasi bakteri adalah intervensi medis untuk membersihkan pasien dari patogen yang resisten terhadap antimikroba, seperti Staphylococcus Aureus yang mengarah kepada MRSA.
Baca juga: 7 Tenaga Medis di Kalteng Terjangkit Bakteri MRSA, Ini Penjelasan Rumah Sakit
Diketahui ketujuh tenaga medis terjangkit MRSA saat merawat seorang balita yang positif MRSA pada Deseber 2019.
Balita tersebut telah meninggal dunia.
“Maka kebijakan dokter kami itu, seluruh tenaga medis yang kontak dengan pasien itu langsung diperiksa. Makanya kita tahu ada tujuh orang yang positif,”, kata Jum’atil kepada Kompas.com saat diwawancarai di ruang kerjanya di RSUD Soemarno Kapuas.
Setelah diketahui ada tujuh orang positif terjangkit bakteri MRSA, pihak rumah sakit lantas melakukan dekolonisasi serta pengambilan sampel, uji laboratorium, untuk mengetahui apakah bakteri MRSA masih ada atau sudah negatif.
Hasilnya, ketujuh tenaga medis tersebut dinyatakan negatif.
Saat ini ketujuhnya masih terus bertugas dengan menggunakan alat pelindung, sesuai dengan SOP pelayanan medis.
“Seharusnya memang semua yang kontak dengan ketujuh orang tenaga medis tersebut seharusnya melakukan pemeriksaan. Bahkan pasangan dari tenaga medis tersebut juga seharusnya dilakukan pemeriksaan," ujar Jum’atil.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan