Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekahan Tanah Sepanjang 16 Meter di Gunungkidul, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 08/01/2020, 18:42 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Rekahan di Dusun Brongkol, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, disebabkan kontur batuan karst di wilayah Kecamatan Tepus.

Diperkirakan, ada lubang yang meluruhkan air beserta tanah dan menyebabkan longsoran.

"Itu masuknya tanah ambles dan memicu longsor. Jadi, ketika hujan air menggenang lalu meresap ke tanah dengan menggerus tanah, lalu ketika di dalam tanah terdapat lubang-lubang kecil atau ponor air tadi yang membawa tanah masuk ke ponor-ponor tadi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy Basuki saat ditemui di kantor BPBD Gunungkidul, Rabu (8/1/2020). 

Baca juga: Rekahan Tanah di 4 Kecamatan Pegunungan Menoreh Yogyakarta Berpotensi Longsor

Di kawasan karst, ketika ada lubang, air masuk karena saat musim kemarau tanah tidak bisa masuk ke ponor.

Menurut dia, amblesan yang lebar cukup luas dan memanjang.

Sebenarnya sama seperti amblesan atau sinkhole. Hanya saja, bentuknya tidak bulat karena struktur di bawahnya.

"Melihat dari assesment teman-teman di atas ada longsor dan di bawah memang ketika terjadi amblesan memanjang tidak sinkhole melingkar tapi memanjang," ucapnya. 

Edy mengatakan, ke depan pihaknya meminta kepada masyarakat untuk waspada, jika hujan lebat sebaiknya mengungsi. Selain itu, akan dilakukan penghijauan di sekitar lokasi.

"Jangan membuat lahan pertanian di atas bukit karst,” ucapnya. 

Baca juga: Rekahan Tanah di 4 Kecamatan Pegunungan Menoreh Yogyakarta Berpotensi Longsor

Camat Tepus Alsito menambahkan, pihaknya menyarankan warga di Dusun Kenis untuk waspada jika ada hujan lebat. Hal ini karena material di Dusun Brongkol masih banyak dan berpotensi longsor.

Di bawah perbukitan ada 20 kepala keluarga.

"Panjang rekahan sekitar 16 meter. Mungkin, dampak dari kemarau panjang, sehingga telo (retakan tanah) dimasuki air, kemudian terjadilah longsor itu," ucapnya. 

 "Jumlah tanahnya juga banyak sehingga kita tidak bisa memprediksi apabila nanti turun hujan yang agak deras," ucapnya.

Ke depan pihaknya akan berkoordinasi dengan BPBD terkait kemungkinan dibuat talud atau jalur air dari perbukitan. Sehingga tidak membahayakan penduduk. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com