Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekahan Tanah di 4 Kecamatan Pegunungan Menoreh Yogyakarta Berpotensi Longsor

Kompas.com - 14/03/2018, 22:34 WIB
Dani Julius Zebua,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Yogyakarta, menemukan banyak rekahan di Pegunungan Menoreh. Bentuk rekahan itu memanjang dan muncul di seluruh kecamatan yang ada di Menoreh.

Rekahan itu di antaranya di Dusun Soropati yang berada di Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, kemudian di Dusun Jeruk, Desa Gerbosari di Kecamatan Samigaluh.

Rekahan terjadi pula di Dusun Nogosari, Desa Purwosari di Kecamatan Girimulyo. Rekahan lain juga terpantau di Kecamatan Kalibawang, yakni di Dusun Gerpule di Desa Banjarharjo dan Klepu di Desa Banjararum.

Semua rekahan terpantau sejak lama, terus memanjang dan lebar. Kondisi ini memunculkan dugaan potensi longsor yang saling kait-mengait antar kecamatan yang bisa mengancam desa-desa di lereng Menoreh.  

(Baca juga : Longsor di Kabupaten Bandung Barat, Anak Tewas Tertimbun Longsor, Ibu Hilang)

“Yang ditakutkan adalah semua terhubung dan tersambung satu dengan lain. Kalau memang benar rekahan terhubung, maka akan terjadi longsor besar semuanya, dan dampaknya bisa memakan beberapa desa,” kata Gusdi Hartono, Kepala BPBD Kulon Progo, Rabu (14/3/2018).

BPBD pun berinisiatif mengantisipasi bencana besar itu dengan melibatkan para geologis dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Mereka akan meneliti secara mendalam Menoreh termasuk struktur batuannya.

Tiga kecamatan dipilih sebagai lokasi penelitian nanti, yakni di Kalibawang, Samigaluh, dan Girimulyo. Ketiganya dianggap paling mengkhawatirkan. “Gerpule (Kalibawang) itu tingginya sudah 15 meter. Di Klepu (Kalibawang), panjang tapi tidak lebar,” kata Gusdi.

Longsor merupakan ancaman terbesar di pegunungan ini dari masa ke masa. Hampir seluruh wilayah Menoreh potensial mengalami longsor. BPBD mencatat 1.000 titik bencana selama 2017, dengan longsor yang mendominasi.

Potensi longsor akan terus bertambah. Terlebih karena musim penghujan akan terus berlangsung hingga akhir Maret 2018. Menjelang akhir musim, biasanya hujan lebih banyak terjadi pada sore dan malam hari.

Selain itu, hujan biasanya akan disertai angin dan petir. Potensi bencana pun makin besar.

(Baca juga : Ibu dan Anak Tertimbun Longsor di KBB, Satu Orang Ditemukan Tewas)

Antisipasi awal, BPBD telah menempatkan 90 early warning system (EWS) se-Kulon Progo. EWS akan memberi peringatan dini sebelum terjadi bencana. Warga pun diminta memperhatikan EWS ini.

Pegunungan Menoreh terbentang di Daerah Istimewa Yogyakarta wilayah Kulonprogo. Sebagian lagi Menoreh masuk di wilayah Jawa Tengah daerah Purworejo dan Magelang.

Pegunungan ini terdiri dari ratusan bukit, ngarai, sungai, air terjun, goa, hutan, hingga telaga. Kawasan itu punya kemiringan ekstrem.

Masyarakat sudah berada di sana sejak lama. Banyak ditemui pemukiman, sawah, dan ladang, perkebunan rakyat, hutan, dan jalan aspal yang sangat panjang berkelok-kelok.

Menoreh dikaruniai keindahan alam. Destinasi wisata alam terus tumbuh hingga mengundang banyak wisatawan.

Kompas TV Hujan dengan intensitas sedang masih akan terjadi, sepanjang bulan Maret dan April mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com