Media sosial ramai membicarakan tentang perempuan pendaki di Gunung Rinjani yang terkena hipotermia.
Untuk menyelamatkan nyawanya, diceritakan bahwa perempuan pendaki itu disetubuhi agar suhu tubuhnya tetap hangat.
Sudiyono, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani saat dikonfirmasi pada Selasa (23/7/2019) mengatakan cerita tentang perempuan pendaki hipotermia yang disetubuhi tersebut belum tentu terjadi di Rinjani.
"Belum tentu, kalau saya tidak yakin itu terjadi di situ (Rinjani)," kata Sudiyono.
Dia mengatakan, kawan-kawan guide dan pramuantar di Gunung Rinjani juga memprotes berita yang diceritakan seolah-olah terjadi di Rinjani.
Padahal jalur pendakian Rinjani baru saja dibuka kembali setelah gempa mengguncang Lombok beberapa bulan lalu.
Dia juga mengatakan bahwa di jalur Sembalun ada perempuan guide sehingga perempuan pendaki bisa lebih nyaman saat mendaki.
Baca juga: Duduk Perkara Cerita Viral Perempuan Pendaki Gunung Rinjani Disetubuhi Saat Hipotermia...
Enzo Zenz allie adalah calon Taruna Akademi RNI tahun 2019 keturunan Prancis. Ia lahir di Perancis dan sempat mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) di sana.
Sang ayah bernama Jean Paul Francois Allie, ibunya, Siti Hajah Tilaria asal Sumatera Utara.
Ketika ayahnya meninggal di tahun 2012, ibunya membawa Enzo pulang kembali ke Indonesia dan kembali menjadi WNI.
Enzo melanjutkan SMP dan pesantren di Serang. Setelah lulus, ia mengikuti seleksi calon Taruna Akademi TNI.
Baca juga: Ini Alasan Enzo Jadi Taruna Paling Dicari Saat Acara Wisuda di Akmil Magelang
Komandan Jenderal Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia membenarkan ada Taruna Akmil keturunan Prancis.
"Iya betul ada calon taruna keturunan. Bapaknya Perancis, ibunya orang Sumatera Utara. Kemudian sejak bapaknya almarhum, dibawa oleh ibunya ke Indonesia dan dimasukkan ke pesantren," ujar Aan, di sela upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Selasa (6/8
Ia mengatakan Enzo menguasai empat bahasa yakni Inggris, Peramcis, Jerman, hingga Jepang. Ia juga memiliki pengetahuan agama yang bagus.
Baca juga: Wisuda Prajurit Taruna Akademi TNI, Enzo Z Allie Paling Dicari
Selain itu secara fisik Enzo memenuhi syarat sebagai calon taruna walaupun wajahnya bule.
Menurutnya penerimaan WNI keturunan ini bukan yang pertama kali.
Ia sempat mengetahui dulu ada seorang Komandan Korps Marinir (Dankormar) di Angkatan Laut yang merupakan WNI keturunan Belanda. Sama dengan Enzo, ia juga berkulit putih atau bule.
"Bukan pertama kali ada ini (Calon Taruna dari warga keturunan). Dulu pernah di AL, ada Dankormar, senior sekali tapi sudah pensiun. Beliau keturunan belanda. Wajahnya ya sama kayak Enzo juga tapi sudah WNI. Kalau sudah menenuhi WNI ya bisa," tutur Aan.
Baca juga: Viral Enzo, Taruna Akmil Keturunan Perancis, Pandai Ngaji hingga Kuasai 4 Bahasa
Video itu viral sejak Minggu (15/9/2019) malam dan beredar di grup WhatsApp, Facebook, Twitter, dan Instagram.
Dari hasil penelusuran Kompas.com, video tersebut diambil di Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan hulu.
Tempat penyeberangan ekstrem itu adalah akses alternatif yang menghubungkan Sei Kumango dan Dusun Marubi, Desa Batang Kumu, Kecamatan Tambusai.
Mantan Kepala Desa Sei Kumango Afnan Pulungan mengatakan akses jalan itu dibuat oleh salah seorang warga yang bernama Aris dan bukan akses untuk umum.
Dengan menggunakan penyeberangan tersebut, warga lebih lebih cepat sampai dibandingkan dengan melewati jalan yang sudah dibangun jembatan.
"Kalau mutar lewat jalan poros KUD, memang jauh. Jaraknya sekitar 18 kilo. Jalannya juga bagus. Tapi Aris (salah satu warga membuat tempat menyeberang itu biar cepat sampai ke kebun," ujar Afnan.
Baca juga: Viral Video Warga Seberangi Sungai Naik Motor Ala Flying Fox, Begini Ceritanya
Dalam video berdurasi 23 detik tersebut, terekam adu mulut antara sopir ambulans dan polisi..
Di video itu terdengar seseorang mengatakan, "Kami ambulans sedang distop polisi". Belum selesai dia berbicara, polisi tersebut tampak memaksa untuk mengambil kunci mobil dan ditepis oleh sopir.
Namun, polisi itu tiba-tiba memukul sang sopir. Merasa tak senang, sopir ambulans turun dan mendorong polisi tersebut.
"Kami bawa pasien ini," ucap seorang pria yang juga tampak ikut turun dari ambulans.
Dari penelusuran Kompas.com, diketahui bahwa peristiwa tersebut terjadi di Jalan KF Tendean, Tebingtinggi pada Sabtu (2/11/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.
Ambulans tersebut mengantarkan pasien dari RS Sri Pamela ke RSUD Kumpulan Pane, Tebingtinggi.
Dari keterangan Kapolres Tebingtinggi, AKBP Sunadi kejadian tersebut berawal saat sopir ambulans menghidupkan sirine karena kondisi jalan macet.
"Dari situlah kesalahpahaman dengan petugas kami," kata Sunadi, Sabtu sore (2/11/2019).
Menurutnya, kedua belah pihak sudah dipertemukan di Taman Musyawarah, Mapolres Tebingtinggi, beberapa saat setelah kejadian.
Pertemuan itu diselesaikan secara kekeluargaan.
Baca juga: Viral Polisi Hentikan Ambulans yang Bawa Pasien gara-gara Bunyi Sirene, Sopir Dipukul
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Puthut Dwi Putranto Nugroho, Irsul Panca Aditra, Labib Zamani, Andi Hartik, Skivo Marcelino Mandey, Ghinan Salman, Karnia Septia, Idon Tanjung, Dewantoro | Editor: Khairina, David Oliver Purba, Caroline Damanik, Candra Setia Budi, Aprillia Ika, Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.